KAIRO (MESIR) - Alam kebebasan dan perubahan yang melingkupi masyarakat Mesir usai pengunduran diri Hosni Mubarak pada 11 Februari tentu membuat banyak warga bersukacita.
Tidak terkecuali umat Kristen Mesir yang seperti telah diberitakan turut bersama-sama dengan penduduk lainnya antar umat beragama mengalami hal positif dan perubahan luar biasa terhadap citra, komunikasi dan hubungan dengan masyarakat lainnya.
"Saat ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk berdoa agar Tuhan dimuliakan dalam proses pemilihan Mesir, berdoa bagi pengikut Yesus Kristus yang hidup di Mesir untuk menjadi berani dan efektif dalam memberitakan Injil. Perubahan di Mesir lebih dramatis dari pada Tembok Berlin " ujar Mike Edens, profesor di New Orleans Baptist Theological Seminary kepada Baptis Press.
Ada satu hal positif yang besar dirasakan umat Kristen disana, salah satunya diungkapkan seorang jemaat dalam sebuah email kesaksian yang mengatakan bahwa persatuan diantara Kristen dan Muslim terasa erat. Suatu hal yang tidak pernah terjadi selama puluhan tahun. "Salah satu hal positif yang kita dapatkan adalah semakin dekat dengan tetangga kita para muslimin. Setelah polisi menghilang dan kekacauan dimulai, kami harus berdiri bersama untuk menonton dan melindungi rumah kita dan lingkungan, dan itu adalah pertama kalinya setelah bertahun-tahun ketegangan antara Kristen dan Muslim,” tulis seorang jemaat didalam email itu.
Hal krusial yang paling diharapkan para umat Kristen disana adalah kebebasan dan kenyamanan dalam beribadah tanpa takut lagi akan adanya gangguan teroris. "Berdoalah agar Tuhan dapat menyelesaikan penyembuhan-Nya bagi anak-anak yang terluka dari rasa takut dan semua perasaan negatif. Berdoalah semoga kepemimpinan yang muncul setelah Mubarak memungkinkan lebih banyak kebebasan bagi orang Kristen Mesir. Dan tentunya memberikan kami hak untuk melakukan amanat agung bebas secara bebas.”
Sumber: Jawaban/ Baptist Press