MANOKWARI (PARAT) - Ribuan umat Kristiani dari berbagai pelosok Papua Barat dan berbagai daerah di wilayah Teluk Cenderawasih, mengikuti prosesi Pekabaran Injil di sekitar halaman Gereja Elim Kwawi, Manokwari, Papua Barat. Ritual ini untuk mengenang kembali masuknya Injil di tanah Papua 156 tahun silam.
Prosesi dimulai dengan dibawanya Injil oleh sejumlah pendeta dan perwakilan suku Doreri dari Pulau Mansinam, Sabtu (5/2/2011) pukul 09.00 WIT. Dengan menggunakan dua perahu nelayan, mereka menyeberangi selat yang memisahkan Pulau Mansinam dengan daratan Papua. Selanjutnya, rombongan disambut oleh suku Arfak, yang kemudian menerima Injil tersebut.
Prosesi dilanjutkan dengan ibadah syukuran di halaman Kantor Klasis Manokwari, di sebelah Gereja Elim Kwawi, yang berusia lebih dari 140 tahun.
Pendeta Amandoe dari Gereja GKI Harapan di Pulau Mansinam mengatakan ini merupakan prosesi awal perayaan Pekabaran Injil. Ritual ini untuk mengenang berlabuhnya dua pendeta Jerman, Johann G Geissler dan Carl W Ottow, di Pulau Mansinam, pada 5 Februari 1855.
Kedua pendeta itu yang mengenalkan pertama kali ajaran agama Kristen dan Injil kepada masyarakat primitif Papua. Yang pertama kali menerimanya adalah suku Doreri. Masuknya dan dikenalnya Injil menjadi jalan terang dan pembuka wawasan bagi masyarakat Papua.
Perayaan Pekabaran Injil tahun ini dipusatkan di dua tempat, yakni di Kota Manokwari dan di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat.
Alex (20), warga Manokwari mengatakan, ritual Pekabaran Injil adalah momentum bagi warga Papua bersyukur. Sebab, dengan masuknya Injil, masyarakat Papua tidak lagi menjadi masyarakat yang primitif.
Sumber: Kompas/KabarGereja