Wednesday 30 March 2011

Wednesday, March 30, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Karuna Kengtung Social Service (KKSS) Jangkau Desa Korban Gempa Myanmar. YANGOON (MYANMAR) - Sebuah tim dengan 20 staf dari Karuna Kengtung Social Service (KKSS) dan sekitar 30 relawan kini tengah bekerja di desa-desa terpencil di daerah yang terkena gempa di Myanmar bagian timur laut. Mereka malakukan pemeriksaan kesehatan, mendistribusikan barang bantuan, dan mengumpulkan data.

Media pemerintah melaporkan bahwa sedikitnya 74 orang tewas dan 111 cedera. Sekitar 244 rumah, 14 biara dan sembilan gedung pemerintah runtuh dalam gempa berkekuatan 6,8 skala Richter yang melanda wilayah Shan di Myanmar utara-timur pada 24 Maret.

Namun laporan dari Palang Merah mengatakan, sekitar 120 tewas, sejumlah ini terus meningkat.

Claudia U Win Myat, koordinator seksi kesehatan KKSS, mengatakan kepada ucanews.com melalui telepon 27 Maret, tim klinik keliling (mobile clinic team) membagikan obat-obatan dari desa ke desa.

Kelompok tersebut tengah membantu korban luka serius dan mengurus transportasi untuk membawa mereka ke berbagai rumah sakit.

Hingga kini, mereka membawa sekitar 20 korban cedera serius ke berbagai rumah sakit di Tachileik dan Kyaingtong, katanya.

KKSS membuka dua kantor di Paroki Mong Lin dan Paroki Thiri di wilayah yang paling parah terkena gempa, dan tengah mengkoordinasi berbagai tim untuk menangai para korban gempa tersebut secara efektif.

Dua staf dari Karuna Myanmar Social Service (KMSS) di Yangon telah pergi ke Tachileik pada 27 Maret untuk membantu tim-tim KKSS.

Dr. Soe Moe Aung dari KMSS mengatakan, ia pergi dengan kelompok bantuan darurat. Mereka mendistribusikan makanan dan air minum.

“Saya memberikan perawatan medis kepada beberapa korban gempa dan mengobati luka-luka mereka. Saya tidak menemukan kasus-kasus besar. Di enam desa, saya hanya menemukan kasus-kasus kecil dengan beberapa mengalami cedera,” katanya.

“Kami akan terus berusaha untuk menjangkau desa-desa lain yang terkena dampak gempa guna membantu mereka dengan apa yang mereka butuhkan,” katanya.

Tim gereja sejauh ini telah menemukan 7 umat Katolik meninggal, 10 luka berat, dan sekitar 30 orang luka ringan. Dua puluh rumah orang Katolik di 11 desa hancur dan 153 rumah sedikit rusak.

Sementara itu 7 gereja Katolik termasuk Paroki Mong Lin dan Paroki Thiri benar-benar hancur, dua gereja Katolik lainnya sebagian runtuh dan tujuh sekolah Katolik berasrama rusak, demikian U Win Myat.

Transportasi menjadi kendala utama dalam usaha menjangkau desa-desa yang terkena dampak gempa di daerah terpencil, demikian berbagai organisasi bantuan internasional.

Sr. Rose Mary Naw Ru Ti, dari Tarekat Suster-Suster Cinta Kasih di Kengtung, mengatakan, gempa susulan masih terjadi sehingga orang panik dan terpaksa bermalam di alam terbuka.

Dia berkata: “Masih banyak desa terpencil yang belum bisa dijangkau oleh berbagai kelompok bantuan.”

U Win Myat mengatakan kelompok-kelompok bantuan akan membantu mereka yang kehilangan rumah dan yang benar-benar membutuhkan bantuan, pada saat semua informasi lengkap telah terkumpul.

Sumber: CathnewsIndonesia