Sunday 20 March 2011

Sunday, March 20, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Paket Misterius di Gereja Kerapatan Injili Bangsa Indonesia (KIBAID) Parepare Adalah Buku Rohani. PARE-PARE (SULSEL) - Teror kiriman paket diduga bom yang kian merajalela di beberapa gereja di kota Tangerang, Medan dan Kediri nyatanya sampai pula ke Kota Parepare. Pada Minggu (20/3), saat jemaat Gereja Kerapatan Injili Bangsa Indonesia (KIBAID) Parepare, yang terletak di Jalan Andi Laitong Kota Parepare, 155 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan, dihebohkan dengan paket kiriman yang identitas pengirim tidak diketahui.

Hal ini diketahui saat jemaat yang akan mengadakan ibadah minggu mendapati sebuah paket yang berbentuk bungkusan kardus mi instan terletak di dalam gedung Gereja Kibaid yang kemudian diduga sebagai kiriman paket bom.

Sontak, membuat jemaat yang akan beribadah jadi panik. Paket itu sebenarnya telah berada di gereja itu sekitar pekan lalu. Paket itu dimasukkan di gereja oleh seorang laki-laki dan dilihat oleh putra pendeta Gereja Kibaid, atas nama Chris, 9 tahun."Saya hanya melihat ada orang yang masukkan kiriman itu sekitar seminggu yang lalu," kata Chris.

Paket itu bertuliskan "Kepada Yunus T di Parepare". Karena paket itu tidak diambil oleh si penerima pihak gereja kemudian mengira jika paket itu berisi bom. Apalagi dengan maraknya pemberitaan kiriman paket bom akhir-akhir ini. Nama Yunus T juga tidak tercatat dalam jemaat Gereja Kibaid.

Seorang warga jemaat mengutarakan "paket tersebut sudah beberapa pekan disimpan di gereja, namun tak juga dibuka karena jemaat tak ada satupun yang bernama Yunus seperti yang tertulis di paket itu"

Kabar itu langsung menyebar luas ke masyarakat Parepare. Akibatnya masyarakat tampak berkumpul di sekitar gereja untuk menyaksikan paket yang dimaksud. Pihak kepolisian langsung mengamankan lokasi dengan menjaga ketat di depan pintu gerbang gereja.

Jemaat Gereja Kibaid sendiri tetap nekat melanjutkan ibadah mereka setelah pihak kepolisian mengamankan lokasi tersebut. Walaupun paket yang diduga bom itu tetap tersusun rapi di pelataran gereja.

Paket itu kemudian dibawa oleh tim dari Detasemen B Brimob Polda Sulselbar ke Lokasi Pecah Batu. Tepatnya di jalan Lingkar Kelurahan Lompoe, Kecamatan Bacukiki. Di lokasi itu tim dari Brimob melakukan penguraian paket tanpa harus meledakkan paket tersebut.

Dari hasil penguraian, paket itu diketahui bukan berisi bom melainkan berisi buku rohani berjudul "Pengharapanku" dan "Book of hope".

Sebenarnya Gereja Kibaid telah mendapatkan paket itu sejak beberapa pekan lalu. Namun karena pengirimnya tidak jelas, pihak gereja tidak mau membukanya.

Kepala Kepolisian Resor Parepare, Ajun Komisaris Besar, M. Pratama, dilokasi penguraian paket menuturkan dugaan bom itu dilaporkan oleh pendeta Gereja Kibaid.

"Ada enam dos kotak yang dicurigai berisi bom. Paket itu tidak memiliki alamat pengirim. Tapi setelah dilakukan penguraian paket itu cuma berisi buku," ujarnya. Pihaknya lanjut Pratama masih mencari tahu pengirim paket itu.

Kepala Detasemen B Brimob Polda Sulselbar, Ajun Komisaris Besar, Kanik Kusmantoro mengaku mengerahkan satu pleton dan satu tim penjinak Bom. "Kami bawa jauh paket itu dari pemukiman untuk mengantisipasi meledaknya paket tersebut. Kami takutkan akan menimbulkan kepanikan warga, apalagi kami terbatas persoalan peralatan," ungkapnya. Kanik membenarkan jika isi paket itu hanya buku.

Sumber: Berbagai Sumber