JAKARTA - Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Golmar Gultom mengungkapkan agar Presiden segera mengumumkan apakah ada perombakan kabinet atau tidak. "Mengulur-ulur waktu reshufle (perombakan kabinet) itu membuat menteri bekerja tidak karuan," katanya di Jakarta, Selasa (8/3).
Menurut dia, hal itu akan mengganggu psikologi para menteri. "Tidak nyaman dalam bekerja, dan bisa jadi akan ada menteri yang 'overacting' agar ingin tetap dipilih," katanya.
Budayawan Franz Magnis Suseno mengatakan yang terpenting adalah pemerintah bisa berjalan efektif, sehingga bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
Mantan Ketua PB NU Solahuddin Wahid mengimbau agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera mengumumkan perombakan kabinet (reshuffle). "Yang penting segera (diumumkan) agar para menteri juga tenang dalam bekerja, sehingga pemerintah menjadi efektif,".
Menurut Solahuddin, semakin lama diumumkan justru akan membuat pemerintahan tidak efektif dan takut dalam mengeluarkan kebijakan. Padahal banyak pekerjaan yang harus diselesaikan pemerintah.
Hingga saat ini belum ada kejelasan dari Presiden dalam masalah perombakan kabinet. Kondisi itu terkait dengan belum adanya kepastian koalisi politik.
PKS dan Partai Golkar yang disebut-sebut akan didepak dari koalisi sementara Gerindra dikabarkan bakal digandeng. Namun demikian, Ketua Umum Partai Golkar pada Selasa ini telah bertemu dengan Presiden dan mengatakan Golkar akan tetap di koalisi.
Sumber: Republika