Sunday, 6 March 2011

Sunday, March 06, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Umat Katolik Ritus Latin di Kerala Frustrasi Terhadap Pemerintah.
KERALA (INDIA) - Lebih dari 100.000 peserta pertemuan Gereja Katolik ritus Latin di Kerala, sebagaimana diungkapkan oleh para komentator, lebih dahulu berusaha unjuk kekuatan (show of force) sebelum berlangsung pemilihan umum anggota legislatif pada April mendatang.

Pertemuan 27 Februari itu diadakah oleh Kerala Region Latin Catholic Council (KRLCC) dan mengambil tempat di Kochi, pusat komersial Negara Bagian Kerala.

“Kami datang ke sini untuk mengungkapkan rasa frustrasi kami terhadap pemerintah [baik federal maupun negara bagian],” kata ketua KRLCC, Uskup Agung Trivandrum Mgr Maria Calist Soosa Pakiam, dalam pertemuan tersebut.

Prelatus itu menyesalkan bahwa kedua pemerintah itu gagal mendengarkan sejumlah tuntutan umat Katolik ritus Latin yang dibuat tahun lalu.

Dari tuntututan tersebuah hanya empat poin langsung yang rasakan manfaatnya oleh umat, sedangkan sisanya tentang agama dan kasta, kata prelatus itu, tidak digubris.

Uskup agung tersebut menyerukan agar lebih Katolik ritus Latin direkrut ke dalam pemerintah. Dia juga menghimbau untuk diadakan aksi untuk memastikan adanya “perwakilan” mereka di dewan legislatif.

Uskup Agung Verapoly Mgr Francis Kallarakkal menekankan perlunya persatuan untuk menekankan perlunya persatuan guna memaksa pemerintah menerima tuntutan mereka.

Komunitas Katolik ritus Lain akan kehilangan bargaining power jika komunitas ini terpecah, katanya. “Jadi sekaranglah waktunya untuk menyatakan solidaritas dan berusaha mendapatkan hak kita,” tambahnya.

Menteri Federal bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kapil Sibal, membuka pertemuan tersebut dan mengatakan, pemerintah akan mempertimbangkan tuntutan mereka.

Para komentator mengatakan, persatuan itu penting bagi umat Katolik ritus Latin untuk diperlihatkan.

“Umat Katolik di Kerala kecewa. Umat Katolik tidak menunjukkan kemajuan atau menggunakan pengaruh politik seperti yang dilakukan komunitas lain,” kata A. Jayashankar, seorang jurnalis di negara bagian di India selatan itu.

Sebastian Paul, wartawan lain, mengatakan pertemuan tersebut merupakan upaya show of force dari pihak Gereja. Sebelumnya, umat Katolik ritus Latin menyatakan bahwa mereka akan menghindari dua aliansi politik besar di negara bagian tersebut.

Gereja kurang memiliki kendali terhadap kaum awam dalam urusan politik. “Jika mereka bisa berbicara dengan satu suara dan menuntut keadilan, komunitas Gereja Katolik ritus Latin akan merasakan faedahnya,” kata Paul, seorang Katolik ritus Latin.

Sumber: Cathnews indonesia