Saturday, 23 April 2011

Saturday, April 23, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca 500 Lebih Umat Katolik Ikuti Jalan Salib di Gereja Maria Lourdes, Puhsarang.
KEDIRI (JATIM) - Lebih dari 500 umat kristiani dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti tradisi jalan salib sebagai bagian dari perayaan Paskah di Gereja Maria Lourdes, Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, kegiatan yang digelar dengan kawalan ketat aparat kepolisian ini diikuti oleh peserta yang lebih sedikit.

Dipimpin oleh Kepala Paroki Vincentius Kediri, Romo Thomas Suparno, lima ratusan umat kristiani mulai mengelilingi tiruan Bukit Golgota yang di dalamnya terdapat 15 stasi atau pemberhentian. Mereka berdo'a di masing-masing stasi yang menggambarkan cerita berbeda, kisah saat Tuhan Yesus disidangkan, memanggul salip, dihukum gantung dan kembali bangkit.

"Gusti Yesus nyuwun kawelasan, Gusti Allah mugi kerso paring pangapuro dateng kito (Tuhan Yesus (kami) minta kasih sayang-Mu, Yuhan Allah semoga bersedia memberikan pengampunan bagi kita)," seru ratusan umat kristiani di Puhsarang, Jumat (22/4/2011).

Yati (43), salah seorang peserta jalan salib dari Kabupaten Kediri mengatakan, dengan kegiatan tersebut dia ingin mengenang sekaligus menghargai perjuangan Yesus dalam menebus dosa-dosa umatnya. Melalui sikap tersebut, umat kristiani diharapkan bisa mengambil hikmah atas apa yang dilakukan Yesus dan mengamalkannya dalam keseharian.

"Sehingga lebih siap kalau sedang menghadapi penderitaan, sama seperti yang dirasakan Yesus saat disidang dan dihukum karena keyakinannya," ungkap Yati kepada detiksurabaya.com sambil menggendong putrinya yang berusia 10 bulan.

Selain diikuti oleh umat kristiani dari Kota dan Kabupaten Kediri, jalan salib di Puhsarang juga dihadiiri masyarakat dari Surabaya, Malang, Jember, Semarang, Jakarta serta daerah lain. Salah satunya Sarno yang mengaku dari Magetan. Lelaki berusia 60 tahun itu mengaku sengaja jauh-jauh datang ke Kediri untuk bisa melihat bukti pengorbanan Yesus dalam menebus dosa-dosa umatnya.

"Dengan begini saya lebih yakin. Istilahnya imam saya terhadap Yesus Kristus ini semakin kuat, karena tidak hanya membaca di al kitab, tapi juga melihatnya secara langsung," tegas Sarno.

Sementara Koordinator Keamanan Gereja Maria Loudes Florensius Yoseph Lasio mengatakan, pelaksanaan jalan salib tahun ini diikuti oleh peserta yang lebih sedikit. Faktor cuaca yang tidak menentu dianggap menjadi penyebab utama.

"Banyak cerita bencana dimana-mana. Mungkin umat ragu untuk melakukan perjalanan ke Kediri dan memilih merayakan Paskah di tempatnya masing-masing. Itu tidak masalah, karena sama-sama khidmadnya," kilah Lasio.

Berbeda dengan peserta yang berkurang, untuk pengamanan diakui oleh Lasio justru ditingkatkan. Dia mengaku bersyukur aparat kepolisian melakukannya tanpa harus diminta, sehingga umat kristiani bisa tenang menjalani ibadah Paskah.

"Kondisinya mungkin memang sedang tidak aman dan kami bersykur aparat kepolisian kooperatif. Tanpa kami minta mereka melakukan (pengamanan) dengan tulus," pungkasnya.

Sumber: Detik