Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gedung Akbid Senior Medan Ambruk Mahasiswa Mengungsi ke Gedung Gereja Batak Karo Protestan (GBKP).
MEDAN (SUMUT) - Gedung Kampus Akademi Kebidanan (Akbid) Senior Jalan Bahagia Gang Pelita Nomor 32, Padang Bulan, Medan ambruk sekitar pukul 21.00 WIB, tadi malam. Konstruksi bangunan yang lapuk diduga menjadi penyebab runtuhnya bangunan empat lantai itu.
Bangunan yang bissanya menampung 1.200 mahasiswa itu rubuh di dua bagian. Pertama berukuran 4 X 5 meter persegi runtuh dari lantai empat hingga lantai satu dan kemudian berukuran 4 X 5 meter persegi dari lantai dua ke lantai satu.
Sembilan mahasiswi dikabarkan ikut terjatuh bersama bangunan dan tertimbun. Tim evakuasi masih terus bekerja mencari. Seorang anggota Tim SAR memastikan, ada korban jiwa di reruntuhan namun belum bisa dipastikan jumlahnya.
Satu ambulans sudah disiagakan tetapi belum ada korban yang ditemukan.
Karena kendala peralatan, pencarian korban tidak bisa maksimal. Evakuasi optimal baru akan dilakukan esok pagi. “Kalau tak ada alat berat, kami tidak bias mengevakuasi,” kata petugas tersebut.
Pantauan Sumut Pos di lapangan, gedung Kampus Akbid ambruk di bagian kanan setinggi empat lantai. Sementara di sudut kanan gedung yang merupakan bagian dari Universitas Generasi Muda Medan itu ambruk hingga lantai dua. Dan gedung tersebut dalam keadaan miring.
“(Ruang yang runtuh) itu jemuran dan kamar siswa. Karena dengar suara seperti gempa kami lihat siswa banyak yang sudah turun. Mudah-mudahan tidak ada korban,” ungkap dua siswi tingkat dua asal Sibolga dan Serdang Bedagai yang tak ingin namanya disebut.
Keduanya lalu menuturkan, saat banjir Jumat (1/4) lalu, gedung itu terendam hingga 3 meter. Pascabanjir, bangunan mengalami keretakan diduga akibat terkikis air. Bagian kanan gedung memang berbatasan langsung dengan Sungai Babura. Bahkan pondasi gedung terlihat langsung tertanam ke dalam sungai.
Hal itu menyebabkan keduanya dan mahasiswi lainnya mengambil sikap waspada. Gedung yang ambruk dilantai empat merupakan ruang bangsal asrama perempuan. Lantai tiga, ruang belajar mengajar mahasiswa.
Seorang mahasiswa menuturkan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, sebagian mahasiswa sudah ada yang tertidur, mandi. Sebelum ambruk, ibu asrama bermimpi jika gedung asrama tersebut ambruk pada Sabtu (2/4) lalu.
Untuk sementara para mahasiswi ditampung di dua tempat yaitu Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) dan masjid terdekat. Sementara di gereja sempat terjadi kekalutan. Salah seorang masyarakat mengaku belum menemukan saudaranya Nuri. “Maksudnya biar kita tarik daripada trauma. Nomornya bisa dihubungi tapi gak diangkat,” aku pria yang tak ingin namanya disebut.
Hingga pukul 24.00 WIB, mahasiswa belum diperbolehkan masuk ke gedung. Mahasiswa sedang didata pihak kampus. Dikumpulkan di gereja GBKP yang berada persis didepan kampus.
Puluhan orangtua dan keluarga mahasiswa terlihat ada yang menjemput mahasiswa untuk dibawa pulang. Atau pun melihat kondisi setelah mendengar kabar tersebut.
Sementara, belasan orangtua mahasiswi menuntut kejelasan pihak yayasan sebagai pihak yang dianggap paling bertanggung jawab. Karena pihak yayasan dianggap tak kunjung memberi kejelasan, belasan orangtua itu dibawa pihak ayaysan ke sebuah rumah di Jalan Mawar. Belum diketahui ke rumah mana para orangtua tersebut dibawa. Pukul 01.20, pihak yayasan kembali membawa orangtua mahasiswa yang belum ditemukan tersebut dalam tiga mobil ke arah padang bulan.
Sementara itu, 20 petugas brimob berseragam lengkap yang berjaga di lokasi meminta makan dan minum dari pihak yayasan. “Brimob juga manusia,” ungkap salah satu dari mereka.
Akibat banyaknya massa yang menonton kejadian tersebut, arus lalu lintas di Jalan Jamin Ginting macet akibat warga yang penasaran melihat runtuhnya gedung. Terlihat sejumlah polisi dilokasi. Namun, garis polisi belum terpasang.
Sumber: Harian Sumut
Beranda
»
GBKP
»
Gedung roboh
»
mahasiswa
»
Medan
»
mengungsi
»
Peristiwa
»
Sumatera dan Jawa
»
sumut
» Gedung Akbid Senior Medan Ambruk Mahasiswa Mengungsi ke Gedung Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)
Monday, 4 April 2011