Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jumat Agung di Gereja-gereja Kota Manado Bebas Ancaman Bom.
MANADO (SULUT) - Temuan bom di Kantor Sinode GMIM di Tomohon pada 16 April 2011 pekan lalu tidak membuat umat Kristen di Sulut takut beribadah. Hal ini bisa terlihat dari beberapa lokasi ibadah di pusat Kota Manado, seperti Katedral, GMIM Kristus Manado, GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret (TWM), GMIM Sentrum Manado, GMIM Sario Kota Baru (Sakobar) dan Gereja Santu Joseph Kleak bebas dari ancaman teror bom.
Bahkan, ruangan gereja terlihat dipenuhi sesak oleh umat yang antusias mengikuti peribadatan Jumat Agung, baik yang dilaksanakan pagi dan sore hari berlangsung aman dan lancar.
Menurut salah satu Mudika Katedral Manado, Stefanus Magetung, pengamanan di gereja itu selain dilakukan seluruh Mudika Manado, juga dibantu oleh beberapa petugas kepolisian. “Penjagaan dari pihak kepolisian sudah dilakukan sejak perayaan Kamis putih,” jelasnya kepada wartawan harian, Jumat (22/04).
Hal yang sama juga diakui seorang Jemaat GMIM Paulus TWM, Nina Karundeng yang mengaku keamanan di gerejanya selalu kondusif, meski awalnya ia sempat merasa takut dengan temuan bom di Kantor Sinode GMIM. “Awalnya memang agak takut, tapi sebagai orang percaya kita serahkan saja kekhawatiran itu kepada Tuhan. Kan yang terpenting adalah beribadah,” cetusnya.
Sekum BPMS GMIM, Pdt Arthur Rumengan MTeol saat dikonfirmasi membenarkan jika situasi peribadatan Jumat Agung sangat aman. Menurutnya, sampai saat ini belum ada laporan dari wilayah dan jemaat yang mengatakan ada teror bom. “Situasi peribadatan di seluruh jemaat GMIM aman-aman saja, belum ada laporan penemuan bom atau hal negatif lainnya,” ucap Rumengan.
Meski demikian, ia tetap mengimbau kepada warga GMIM untuk waspada. Begitu pun dengan aparat kepolisian agar senantiasa menjaga dan memperketat keamanan di Sulut, khususnya di tempat-tempat ibadah. “Sebagai orang percaya, mari kita berharap dan berdoa semoga Sulut khususnya gereja-gereja bebas dari ancaman teror bom, bukan hanya pada saat Jumat Agung dan Paskah saja, tapi sampai seterusnya,” harapnya.
Senada juga disampaikan Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Manado, Pastor Piet Tinangon Pr bahwa peribadatan Jumat Agung di gereja Katolik berjalan lancar, meski pada awalnya umat sempat diresahkan dengan teror bom di Christ Cathedral Serpong.
Ia pun percaya masih banyak orang baik di negara ini, dan teror bom tersebut hanya menjadi perbuatan segelintir orang. “Kita bersyukur pelaksanaan ibadat Jumat Agung di Sulut berjalan baik. Tapi ingat kita juga tidak boleh lengah. Selain itu, kita juga harus mengambil hikmat terhadap peristiwa bom di Serpong,” pintanya.
Di sisi lain, Vikjen Keuskupan Manado Pastor Piet Tinangon Pr mengatakan makna Paskah setidaknya jangan hanya menjadi kegiatan rutinitas semata, melainkan dapat dimaknai dengan mengaktualisasi pengorbanan Yesus. “Mari sebagai umat yang percaya, kita bangkit dari keterpurukan dengan menjadikan keadaan dunia ini lebih baik serta saling mengasihi satu sama lain,” ajaknya.
Sedangkan menurut Sekum BPMS GMIM, Pdt Arthur Rumengan MTeol dalam memaknai Paskah pada Minggu (24/04) besok, jemaat GMIM dituntut untuk menjadi alat kesaksian di tengah-tengah masyarakat, ibarat sebuah kapal yang berada di tengah gelom-bang, harus mampu menjawab pengorbanan Yesus. “Itulah substansi kehadiran gereja di dunia,” tandasnya.
Sumber: Harian Komentar
Beranda
»
Jumat Agung
»
Kalimantan dan Sulawesi
»
Manado
»
Paskah
»
sulawesi
»
Sulut
» Jumat Agung di Gereja-gereja Kota Manado Bebas Ancaman Bom
Sunday, 24 April 2011