Sunday, 10 April 2011

Sunday, April 10, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ormas Islam dan Kristen Harus Rajut Kerjasama untuk Menghindari Kesalahpahaman. MEDAN (SUMUT) - Din Syamsuddin (ketua umum PP Muhammadiyah), Rabu (6/4) di Medan, Sumatera Utara, menyampaikan makalah dalam seminar bertema Revitalisasi Peran Lembaga Agama terhadap Kesejahteraan Warga. Seminar tersebut diselenggarakan dalam rangka Jubileum 150 Tahun Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).

Seminar dibuka Ephorus HKBP Pdt Bonar Napitupulu didampingi Ketua Umum Panitia Jubileum Dr RE Nainggolan, dan ketua panitia seminar Dr Ir Jongkers Tampubolon.

Din Syamsuddin mengatakan, antara Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), begitu juga Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan ormas kekristenan lainnya seperti HKBP, harus terus merajut kerja sama untuk mengindari kesalahpahaman. Dengan demikian, konflik antarumat beragama tidak terjadi lagi.

“Kita berharap ke depan lebih menggembirakan lagi. Konflik-konflik bermotif dan bernuansa agama bisa kita hindari,” ucap Din.

Dia melanjutkan, konflik yang terjadi selama ini seperti pembakaran gereja, mesjid, termasuk keberatan terhadap pendirian rumah-rumah ibadah harus segera diselesaikan. “Sebab, rumah ibadah adalah rumah Tuhan menurut pemeluk agama masing-masing. Karena itu, harus diberi tempat, mengindahkan tenggang rasa antarumat beragama,” ujarnya.
Dia mengakui, kesepakatan menghindari konflik antarumat beragama memang masih berada di tingkat elite atau tokoh-tokoh. Kebijakan pimpinan agama yang berada di pusat, belum sampai ke level bawah (daerah) walaupun sudah ada Surat Kesepakatan Umat Beragama (SKUB) dari Menteri Agama.

Sumber: Reformata