Tuesday 12 April 2011

Tuesday, April 12, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Polisi : Pembakaran Gereja Akibat Spontanitas Kekecewaan.
TALUK KUANTAN (RIAU) - Kapolres Kuantan Singingi, AKBP Ristiawan Bulkhaini, menyatakan pembakaran gereja oleh massa pendukung Mursini-Gumpita dalam pilkada setempat bukan disebabkan karena unsur Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).

"Sama sekali pembakaran rumah ibadah itu bukan karena adanya unsur SARA, melainkan spontanitas dari kemarahan massa karena kecewa atas pelaksanaan pilkada 7 April 2011," kata Ristiawan saat dihubungi Antara dari Pekanbaru, Selasa (12/4).

Pada Senin (11/4) kemarin, suasana Kota Taluk Kuantan, ibu kota Kabupaten Kuantan Singingi , kembali memanas menyusul digelarnya rapat pleno rekapitulasi suara hasil pilkada yang digelar KPU setempat.
Satu unit gereja terbuat dari papan yang terletak di Jalan Padat Karya, Kelurahan Simpang Tiga, Kuantan Tengah ikut menjadi sasaran kemarahan massa. Gereja tersebut hangus dibakar massa. Begitu juga dengan pos Dinas Perhubungan di Terminal Teluk Kuantan.

Dalam peristiwa itu, lima orang mengalami luka. Dua di antaranya luka tembak akibat terkena peluru karet senjata polisi. Sedangkan, tiga lainnya mengalami luka akibat terjatuh dari sepeda motor saat mengikuti aksi massa itu.

Kapolres menjelaskan gereja yang dibakar itu berada tak jauh dari kediaman Mursini yang menjabat Wakil Bupati Kuantan Singingi. Namun dalam pilkada kali ini, dia merupakan calon bupati berpasangan dengan Gumpita, anggota DPRD Provinsi Riau, dengan nomor urut 2.

"Jadi, pembakaran itu berlangsung begitu saja saat massa berkumpul di rumah calon bupati urut 2. Kejadian itu terjadi setelah massa melakukan unjuk rasa di kantor KPU. Mereka melempari rumah pejabat sepanjang perjalanan menuju rumah Mursini," jelasnya.

Sumber: Antara