Sunday 24 April 2011

Sunday, April 24, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Umat Katolik di Palu Ikuti Misa Kamis Putih.
PALU (SULTENG) - Umat Gereja Katolik, memulakan masa perayaan tri hari suci menyambut pesta Paskah dengan mengikuti perayaan misa kudus Kamis Putih, Kamis malam (21/4) lalu.

Ribuan umat Katolik se Kota Palu, berbondong-bondong memadati Gereja Katolik Paroki Santa Maria Palu yang memulakan ibadahnya tepat pukul 18.00 sore. Ibadah dipimpin Pastor Jacky Tumorang Msc. Berlangsung dalam suasana khidmat dan sakral.

Bangku gereja tampak dipadati umat sampai ke pelataran halaman gereja. Jauh hari sebelumnya panitia perayaan Paskah, memang sengaja telah menyiapkan tenda khusus untuk mengantisipasi umat yang tidak kebagian tempat duduk di dalam gereja.

Misa Kamis Putih, adalah misa peringatan malam perjamuan terakhir Yesus Kristus dengan kedua belas rasul-Nya. Sebelum Dia disalibkan dan wafat pada Jumat Agung. Nuansa ibadah didominasi warna putih.

“Itu melambangkan kesucian. Makanya warnanya harus putih semua. Mulai dari pakaian ibadah pastor sampai seluruh warna yang digunakan di altar,” jelas Pastor Kepala Gereja Paroki Katolik Santa Maria, Pastor Benny Pangkey MSc.

Misa Kamis Putih, selain mengenang perjamuan terakhir Yesus dan dua belas Rasul-Nya, pun mengenang teladan Yesus ketika Dia membasuh kaki kedua belas Rasul-Nya. Pembasuhan kaki itu sebagai lambang kerendahan hati dan pelayanan.

“Yesus mengajarkan menjadi seorang pemimpin, harus bersedia menjadi pelayan dan melayani. Pemimpin pun harus memiliki sikap rendah hati dan siap melayani. Bukan untuk dilayani,” jelas Benny lagi.

Tradisi itulah yang diulang kembali dalam misa Kamis Putih. Tampak Pastor Jacky membasuh kaki kedua belas umat yang dipilih mewakili umat yang lain. Prosesi itu dilakukan di depan pelataran altar dan di hadapan umat.

Prosesi ibadah yang berlangsung selama kurang lebih dua setengah jam itu diakhiri dengan perarakan Sakramen Mahakudus dari meja altar dipindah tahtakakan ke sisi bagian kanan altar gereja. Sekaligus pengosongan altar. Hal itu, melambangkan detik-detik masa penderitaan Yesus menjelang saat hari kematian-Nya.

Sumber: Radar Sulteng