Sunday, 24 April 2011

Sunday, April 24, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Berbagai Denominasi Gereja di Kupang Rayakan Ibadah Jumat Agung dan Malam Paskah dengan Tenang.
KUPANG (NTT) - Ibadah perayaan Wafatnya dan Kebangkitan Yesus Kristus di Kota Kupang berlangsung tenang, khidmat, aman dan lancar, ribuan umat Kristiani dari berbagai denominasi gereja sejak Kamis (21/4) malam hingga Jumat (22/4) melangsungkan kebaktian Jumat Agung tanpa ada gangguan.

Umat Katolik di berbagai paroki dalam wilayah Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur melewati misa malam Paskah pada Sabtu (23/4) dengan tenang.

Hampir semua gereja dipadati umat untuk merayakan misa malam Paskah yang dikenang sebagai malam kebangkitan Yesus Kristus dari wafatnya di kayu salib pada Jumat Agung (22/4).

"Memang ada perasaan khawatir, tetapi semuanya kita lewati dengan tenang tanpa adanya gangguan apapun," kata Cornelis Fransiskus, 47, seorang warga Liliba Kupang usai perayaan misa malam Paskah di Kapela Yesus Maria Yosef (YMY) Liliba.

Ribuan umat Katolik memadati kapela kecil tersebut, demikian pun halnya dengan gereja-gereja lain dalam wilayah Keuskupan Agung Kupang. Misa malam Paskah di kapela tersebut dipimpin Romo Arnold Bria, Pr yang berlangsung dari pukul 18.30-22.15 Wita. Hampir semua gereja memiliki waktu yang sama untuk merayakan ibadah malam Paskah.

Sementara itu di kalangan gereja Kristen Protestan, para jemaat merayakan malam Paskah dengan upacara perjamuan untuk mengenang perjamuan malam terakhir antara Yesus Kristus dengan murid-muridNya sebelum wafat di kayu salib.

"Saya bersyukur perayaan Paskah di Kota Kupang sangat aman. Dengan suasana yang aman seperti ini damai dan kasih dalam memperingati wafatnya Yesus Kristus dapat benar-benar terasa," kata Rodolf, salah seorang jemaat Gereja Kristen Kaisarea Kupang.

Menurut dia, rangkaian kebaktian Jumat Agung telah dilaksanakan sejak Kamis (21/4) malam hingga Jumat (22/4) pagi.

Satuan Gegana dari Brimobda Polda NTT terus melakukan pemantauan di semua tempat ibadah dengan konsentrasi terfokus pada gereja-gereja yang padat umat.

Romo Arnold Bria dalam homili malam Paskah lebih banyak mengulas tentang kisah-kisah Yesus Kristus dalam injil mulai dari wafat sampai kebangkitan yang dikenang umat Kristiani dengan sebutan Paskah.

Sementara itu, umat Katolik yang ada di Belu selatan, Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste, tidak dapat merayakan malam Paskah dengan tenang, karena masih bergelut dengan ancaman banjir akibat meluapnya Sungai Benenain.

"Kami tidak ke gereja, karena kondisi tidak memungkinkan. Sekarang kami sudah dievakuasi lagi ke Kecamatan Weliman sehingga tak lagi berkonsentrasi untuk mengikuti misa malam Paskah," ujar Yohanes Seran, 39, koordinator korban banjir asal Desa Lasaen yang dihubungi dari Kupang, Sabtu malam.

Pemerintah mengambil kebijakan untuk mengevakuasi sekitar 1.800 jiwa korban banjir ke Weliman untuk mempermudah penyaluran bantuan kemanusiaan kepada korban banjir, yang selama ini sulit didistribusikan karena berada dalam wilayah kepungan banjir.

"Langkah ini kami ambil semata-mata untuk mempermudah penyaluran bantuan kepada korban bencana banjir yang sudah empat pekan ini terus bergelut dengan persoalan tersebut," kata Wakil Bupati Belu Ludovikus Taolin yang dihubungi secara terpisah.

Sumber: Tim PPGI