Thursday, 5 May 2011

Thursday, May 05, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Banjir Bandang di Dusun Rakuta, Merusak Puluhan Rumah dan Dua Gereja. SIGI (SULTENG) – Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, sekitar pukul 19.00 wita dihantam banjir bandang. Puluhan rumah warga yang berada di Dusun III Rakuta sebagai pusat banjir, mengalami kerusakan karena terendam lumpur dan dihantam air bah, termasuk dua gereja.

Penyebab banjir akibat meluapnya Sungai Rakuta. Sebelum banjir, hujan deras mengguyur sejak sore hari. Lantaran tidak mampu menampung debit air, sungai yang sehari-harinya debit airnya setinggi mata kaki orang dewasa akhirnya meluap dan menghantam pemukiman warga. Batangan kayu yang merupakan sisa tebangan hanyut terbawa arus sungai. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

“Setelah hujan reda, kami mendengar seperti suara helikopter yang berasal dari atas gunung. Suara gemuruh itu sangat kuat. Seluruh warga diimbau keluar dari dalam rumah dan mengungsi ke tempat yang aman,’’ kata Jefry, warga Dusun Rakuta.

Karena hari sudah gelap, yang pertama diungsikan adalah anak-anak. Warga dan orangtua diminta memperhatikan anak-anaknya jangan sampai ada yang ketinggalan di dalam rumah. Setelah itu, barulah warga menyelamatkan barang-barang berharga dalam rumahnya masing-masing.

Menurut Jefri, air baru surut setelah dua jam kemudian. Untungnya air bah bercampur lumpur yang menghantam pemukiman warga, tidak banyak membawa material berupa batangan kayu dan batu. “Ketinggian air kira-kira satu meter. Kami sangat bersyukur tidak ada warga yang meninggal. Rumah-rumah warga hanya rusak ringan seperti bagian dinding dan dapur. Hewan piaraan banyak yang selamat,’’ tambah Jefry.

Pantauan Radar Sulteng (Group JPNN) siang kemarin, batang kayu yang tidak lain sisa hasil tebangan, tampak berseliweran di bibir Sungai Rakuta. Diduga, di bagian hulu sungai itu terjadi aktivitas perambahan hutan. Menurut warga setempat, aktivitas perambahan hutan di bagian hulu sungai karena dua kemungkinan. Pertama, adanya pembukaan kebun dan yang kedua, dugaan ilegal logging.

Akibat banjir, konsumsi air bersih warga Dusun III Rakuta dan sekitarnya menjadi terganggu. Pasalnya, bak air bersih yang terletak di bibir Sungai Rakuta tidak bekerja normal. “Pengaruh banjir bandang yang paling dirasakan yakni konsumsi air bersih sebagian masyarakat Pakuli terganggu. Air menjadi kotor dan sangat jauh dari standar kesehatan. Kami berharap hal ini cepat diperhatikan oleh pemerintah kecamatan dan Pemkab Sigi,’’ kata Kepala Desa Pakuli, Parhan, di sela-sela kegiatan warga membersihkan rumahnya Senin (2/5).

Sumber: JPNN