Thursday, 5 May 2011

Thursday, May 05, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Osama Tewas, Gereja-gereja di Pakistan Minta Perlindungan Pemerintah. ISLAMABAD (PAKISTAN) - Pemimpin-pemimpin Gereja di Abbottabad, kota di Pakistan bagian utara meminta perlindungan pemerintah pada Rabu (04/05/2011) . Setelah Osama bin Laden dibunuh, mereka khawatir bahwa kedamaian yang telah mereka nikmati selama satu dasawarsa akan hancur.

“Sekitar satu dekade perang melawan teror, tidak terjadi satu kalipun pemboman di sini,” kata Pastor Javed Akram Gill, ketua Association of Churches of Hazara Division, sebuah asosiasi interdenominasi. “Kini kami mengapa begitu.”

Osama bin Laden, pemimpin kelompok teror Al-Qaeda dan dalang tragedi 9/11 di Amerika Serikat (AS), dibunuh oleh pasukan khusus Amerika Serikat dalam sebuah serangan pada hari Minggu di Abbottabad, sebuah kota garnisun militer sekitar 60 kilometer utara Islamabad. Rumahnya berada di dekat sebuah akademi elite militer dan sejumlah markas resimen penting.

Martin Venoz, seorang anggota dewan Gereja Katolik, menonton operasi tersebut dari rumah tiga lantainya yang terletak beberapa meter dari rumah bin Laden.

“Sebuah kaca jendela pecah dan dua pintu rusak ketika sebuah helikopter AS jatuh dan hancur,” katanya kepada ucanews.com.

Pastor Javed mengatakan pada 4 Mei, “penemuan yang mengejutkan” itu menjadikan Abbottabad jadi sorotan dan ancaman serangan mulai meningkat.

Kelompok ekstremis terlarang Tehreek-e-Taliban Pakistan telah mengeluarkan ancaman bahwa para pejabat militer dan pemerintah berada di daftar sasaran utama mereka.

“Kita harus melihat kembali strategi keamanan kita tanpa perlu menarik perhatian yang tidak perlu,” kata Zakir Paul, penatua Gereja Presbiterian.

“Kelompok-kelompok orang muda akan dikerahkan dan perlindungan yang lebih serius akan diusahakan dari pejabat teras kepolisian.”

Para pemimpin Gereja itu berkumpul di rumah seorang Kristen dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh asosiasi tersebut. Pertemuan 10 tokoh Gereja itu berasal dari Gereja Katolik, Presbiterian, Injili, dan Sidang Jemaat Allah.

Mereka membahas peran Gereja dalam menjaga perdamaian dan melihat kembali berbagai keprihatinan yang dialami oleh berbagai kelompok minoritas.

Orang-orang Kristen juga sepakat untuk menemui pejabat kepolisian, meskipun kini banyak pejabat “sibuk menjaga keamanan diri sendiri” karena terancam, dan mencari perlindungan.

Banyak penduduk setempat, bagaimanapun, tidak merayakan kematian bin Laden.

“Banyak juga yang mengklaim bin Laden sebagai martir. Saya melihat sejumlah pengacara perempuan menangis di pengadilan,” kata Paul, yang juga seorang pengacara.

Pertemuan menyetujui menyebarkan resolusi, bukan informasi, melalui telpon. Ini untuk menghindari desas-desus. Pertemuan itu juga setuju menggunakan Gereja sebagai tempat untuk mengadakan doa harian bagi perdamaian.

Sementara itu Departemen Luar Negeri menyuarakan perasaan mayoritas Pakistan ketika mengeritik AS karena “mengambil tindakan sepihak yang tidak sah” tanpa ada informasi atau persetujuan sebelumnya dari pemerintah Pakistan.

Partai-partai Islam juga mengadakan doa-doa bagi bin Laden dan menggelar protes atas pembantaian seorang pahlawan dari banyak manusia di dunia Islam.

SUmber: Ucanews