"Kita mau semakin dewasa untuk mengatasi semua kesalahpahaman itu dan benar-benar membangun Indonesia yang tadi ditekankan berkali-kali oleh Presiden as peaceful as possible. Semaksimal mungkin kita dapat membangun sebuah bangsa yang hidup rukun dan damai menghargai perbedaan, menghargai indentitas masing-masing," tutur nya
Menurut Pdt Nus Reimas, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pentingnya Pancasila sebagai pemersatu dan visi bangsa agar Indonesia tidak bercerai- berai dan tidak kontraproduktif dalam menjalankan pembangunan serta menjadi fondasi dan visi jangka panjang bagi Indonesia dalam menjalankan pembangunan.
"Presiden mengingatkan bahwa sebagai bangsa kita harus mengucap syukur karena bangsa ini diberikan landasan, visi panjang ke depan, visi untuk menolong kita untuk terus melangkah bersama," ujar Nus.
Presiden, kata dia, juga mengingatkan kebhinekaan dimiliki oleh Indonesia yang mudah memancing terjadinya kesalahpahaman antara masing-masing agama, suku, dan kelompok. Untuk itu, Indonesia pun harus realistis menerima kemajemukan dan belajar semakin dewasa menghargai identitas masing-masing agama, suku, atau kelompok.
Sementara itu, Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan silaturahim antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Pengurus Pusat Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) serta Dewan Da`wah Islamiyah Indonesia (DDII) sangat bermanfaat untuk membina umat.
Hut Israel
Terkait kabar Komunitas Yahudi di Indonesia akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Israel hari ini di pinggiran Jakarta. Ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injil Indonesia (PGLII) Nus Reimas mengatakan bahwa hal tersebut bukan menjadi permasalahan. "Itu tidak masalah ya, mengadakan acara karena memang Yahudi punya agama sendiri," ucapnya.
Dia juga mengaku tidak akan keberatan untuk menghadiri acara tersebut, jika pada tanggal 14 Mei nanti dirinya diundang. "Saya juga pernah berkunjung ke Israel dan tidak diganggu," singkatnya.
“Mereka ada di sini, komunitas Yahudi, ya semuanya harus mengikuti aturan di Indonesia. Jadi tidak apa-apa kecuali mereka merongrong kewibawaan bangsa Indonesia.”
Sumber: Tim PPGI/Antara
