Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Sikap Gereja - gereja di Indonesia terkait Perayaan HUT Israel di Indonesia.
JAKARTA - Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Andreas Yewangoe mempertanyakan keanehan sebagaian kecil kelompok di masyarakat yang ingin merayakan HUT Israel ini.
"Ini tidak relevan bagi bangsa kita. Persekutuan Gereja-gereja se-dunia (WCC) dan gereja-gereja di Indonesia (PGI) sampai sekarang tetap mendukung hak-hak rakyat Palestina untuk memperoleh haknya untuk mendirikan negara Palestina," tegasnya kepada detikcom.
Pdt Yewangoe juga menyatakan, tidak tepat mengidentikkan begitu saja Israel di dalam Alkitab dengan negara Israel modern sebagai hasil Zionisme. Yudaisme juga tidak identik dengan negara Israel dan tidak semua penganut Yahudi setuju dengan Israel.
"Kita semua mengharapkan terjadinya perdamaian kekal di tanah Palestina atas keadilan semua pihak. Rakyat Palestina harus tetap bersatu agar kuat memperjuangkan hak-haknya ini," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris Hubungan Antaragama Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Antonius Benny Susetyo. Persoalannya, sebagian besar masyarakat, termasuk Komunitas Pro Lobi Israel atau Pecinta Israel tidak bisa membedakan antara Yahudi atau Israel.
"Kalau ikut merayakan HUT dan mengibarkan bendera sama saja mengakui negara Israel, yang hingga kini belum mewujudkan perdamaian di Palestina. Satu lagi, ini kan melanggar amanat UUD 1945,” tegas Romo Benny.
Tidak Bermasalah
Sebelumnya Ketua Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII), Pdt Nus Reimas, mengatakan pihak komunitas gereja tak akan mempermasalahkan perayaan hari ulang tahun Israel yang dilakukan komunitas Yahudi di Indonesia.
Menurutnya, asal tidak mengganggu keamanan masyarakat dan keutuhan bangsa, itu bukan hal yang perlu diperdebatkan."Itu hal yang wajar. Komunitas Yahudi itu ada di sini, dunia makin luas. Kecuali demonstrasi, merongrong bangsa, dan beribadah." ujarnya.
Senada dengan Ketua PGLII, Utusan Khusus Presiden untuk Perdamaian Timur Tengah, Letjen (Purn) TB Silalahi meyakini, keberadaan komunitas Yahudi di Indonesia sangat sedikit, apalagi ibadahnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak terbuka. "Sejauh mereka tidak mengganggu ketertiban umum, ya silakan saja.
Tapi akhir-akhir ini toleransi masyarakat yang dipicu oleh kelompok tertentu agak menurun, sehingga aparat keamanan diharapkan lebih waspada lagi terkait masalah ini," jelasnya.
Mantan Menneg PAN ini pun mengungkapkan, umat Islam dan Kristen di Palestina dan Libanon bersatu melawan pemerintah Israel, bukan memusuhi agama Yahudi.
Sumber: Detik/Tim PPGI