Thursday 2 June 2011

Thursday, June 02, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Paus Benediktus XVI Adakan "Revolusi" Takhta Vatikan. VATIKAN - Tanpa gembar-gembor, Paus Benediktus XVI menyatakan dengan jelas bahwa saat ini aturan baru berlaku. Tidak peduli seberapa terkenal seseorang atau lembaga, jika terlibat dalam apa yang pernah dikatakan Paus “kotoran” dalam Gereja, mereka akan terkena aturan itu.

Itulah pentingnya dalam tindakan baru-baru ini ketika Vatikan vis-à-vis Cistercian terkait Basilika Salib Suci di Yerusalem, satu dari tujuh tempat ziarah tradisional di Roma, meskipun mungkin sulit mengerti inti persoalan dari semua peliputan dalam bahasa Inggris. Setidaknya sebuah headline BBC pada Kamis 26 Mei cukup jelas: “Paus menutup biara yang mengadakan tarian perut (lap-dance),” katanya, berdasarkan fakta bahwa mantan panari klub malam yang menjadi seorang biarawati yaitu Anna Nobili, pernah melakukan tarian tersebut yang disebutnya “tarian suci” (the holy dance) di basilika tersebut yang disaksikan oleh salah seorang pejabat Vatikan.

***

Tindakan tersebut merupakan bagian dari pola Paus Benediktus XVI, yang dimulai dengan memecat pejabat tinggi Gereja seperti Gino Burresi, pendiri Servants of the Immaculate Heart of Mary, dan Marcial Maciel Degollado, pendiri Legionaries of Christ. Juga pada bulan September 2008, Paus Benediktus memberi status awam kepada seorang imam terkenal di Florence, Pastor Lelio Cantini, yang berasal dari Paroki Ratu Perdamaian yang dianggap sebagai salah satu paroki dinamis di Italia. Awal tahun ini, Paus Benediktus secara permanen memecat imam legendaris, Pastor Fernando Karadima, dari pelayanannya. Dia adalah seorang imam legendaris asal Chile yang terkenal sebagai pembimbing rohani bagi sekelompok besar imam dan uskup.

Semua kasus tersebut, dan lain-lain seperti itu yang disebut satu per satu, terjadi seputar penyalahgunaan dan pelecehan seksual.

Juga bagian dari gambaran itu adalah langkah-langkah kebijakan Paus Benediktus untuk mempercepat prosedur pembersihan imamat dari pelaku pelecehan seksual, termasuk satu set revisi hukum kanonik, serta keputusannya pada awal tahun ini untuk menciptakan badan berwenang guna mengawasi keuangan. Badan ini punya kekuatan untuk menangani bagian-bagian yang sebelumnya tak tersentuh seperti Bank Vatikan atau Propaganda Fide. Kesan keseluruhan adalah bahwa inilah seorang paus yang telah muak dengan skandal, yang melakukan apa yang bisa dilakukannya untuk membersihkan rumah.

Sumber; Cathnews Indonesia