Thursday 2 June 2011

Thursday, June 02, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pemimpin Kristen dan Islam Berdoa Bersama di Katedral Kasdim,Kirkuk. KIRKUK (IRAK) – Para pemimpin Muslim Irak bergabung dengan rekan-rekannya yang beragama Kristen dalam doa bersama di sebuah gereja di Kirkuk, dalam upaya meredakan ketegangan di kota yang dilanda konflik tersebut.

Sekitar 1.500 orang termasuk Arab, Kurdi dan Turki berkumpul di Katedral Kasdim, Selasa (31/5) malam, menyanyikan himne-himne Kristen sebelum pembacaan doa dan ayat-ayat Alkitab dan Al-Qur'an.

"Umat Kristen dan Muslim telah berkumpul bersama di sini di Kirkuk, yang telah menderita kekerasan mematikan dan menciptakan ketakutan pada kita semua dalam beberapa pekan terakhir," kata Louis Sakho, Uskup Agung Katedral Kasdim Kirkuk.

Gereja ini adalah tempat kejadian perkara (TKP) kerusuhan mematikan bulan lalu. "Seyogianya umat Kristen dan Muslim berdoa bersama bagi perdamaian dan stabilitas di negara dan kota kita, yang dikejutkan oleh peristiwa baru-baru ini," lanjut Sakho.

Ia berharap dapat mengadakan acara serupa di masjid Sunni dan Syiah di masa mendatang. "Untuk menciptakan persaudaraan yang erat dan kokoh bagi perdamaian, stabilitas dan keamanan di kota kita."

Adnan Fattah Sayid Agha, Kepala Suku Kurdi Kakiyah, mengatakan acara tersebut "membawa mereka kembali ke realitas asli". "Muslim, Kristen, Arab, Kurdi, Turki adalah satu. Kehidupan dan takdir mereka adalah satu, yaitu hidup bersama," ujarnya.

Kirkuk terletak di pusat wilayah yang diklaim oleh pemerintah pusat (Baghdad) dan otoritas regional Kurdi. Para pemimpin Kurdi ingin memasukkan provinsi tersebut ke wilayah utara otonomi mereka, meskipun ditentang oleh masyarakat Arab dan Turki. Kawasan ini merupakan salah satu ancaman terbesar bagi stabilitas Irak.

Serangkaian serangan bom terhadap polisi di kota Kirkuk menewaskan sedikitnya 29 orang pada 19 Mei. Peristiwa ini merupakan kekerasan paling mematikan di Irak dalam dua bulan terakhir.

Saat ini, pasukan AS turut berpartisipasi dalam patroli tripartit—dengan pasukan pemerintah pusat dan aparat keamanan Kurdi di Kirkuk dan Irak utara—dengan mendirikan pos-pos pemeriksaan. Berdasarkan ketentuan pakta keamanan bilateral, penarikan 45.000 pasukan AS yang kini masih berada di Irak harus beres pada akhir tahun ini

Sumber: Republika