JAKARTA - "Sejak 2006 sudah 200 gereja menjadi sasaran serangan kelompok radikal, namun pemerintah Indonesia tidak berkutik" ujar Theophilus Bela, ketua Forum Komunitas Kristen Jakarta (FKKJ) kepada Radio Nederland.Gangguan terhadap gereja di bulan Mei sudah mencapai 20 dalam waktu lima bulan, demikian Theophilus Bela. Kecil-kecil gangguannya, misalnya seorang anak pendeta diculik di Situbondo dan ditemukan kembali di Madiun. Anak perempuan ini dipukuli dan baru sadar di tengah-tengah perkebunan di Madiun.
Presiden tidur
"Sikap presiden SBY acuh tak acuh. Selama Indonesia masih ada ia tenang-tenang saja. Beda sekali dengan ibu Megawati. Begitu beliau dengar ada gereja kecil diganggu, ia langsung mengirim menteri agamanya untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi kalau pak SBY memberi kesan ia sendiri takut dengan menteri agamanya yang sekarang dari PPP" Demikian Theophilus Bela.
Menurutnya masalah ini terkonsentrasi di Jawa. Di daerah Kristen tidak ada gangguan terhadap gereja. Tapi kita jangan bilang ini orang Islam. Orang NU dan Muhammadiyah moderat. "Ini orang sempalan yang radikal" demikian dituturkan oleh Theophilus.
Berita-berita kekerasan ini bisa menyulut kemarahan di Indonesia timur. Ia harus berhati-hati kalau meneruskan peristiwa kekerasan di Jawa ke Papua atau Kupang. Orang di sana bisa naik pitam. Theophilus diminta menenangkan kelompok Kristen di Kupang yang mau membalas kekerasan terhadap orang Kristen di Jawa. Karena ia berasal dari sana, Theophilus berhasil.
Solusinya dialog dan penerangan. Kalau presiden tidur, yang di bawah, polisi, akan tidur juga. "Kita sudah salah pilih, ini presidennya lembek," demikian Theophilus. Tunggu sampai ada presiden baru. Bahayanya orang Indonesia timur bisa mendapat kesan propaganda Belanda selama perang kemerdekaan benar, Indonesia bisa di bawah Islam.
Sumber: RNW
