Tuesday, 28 June 2011

Tuesday, June 28, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Tokoh Gereja Bangladesh Pertanyakan Hasil Survey Pendapatan Nasional.
DAKKA (BANGLADESH) - Hasil survei pendapatan nasional mendapat reaksi berbeda dari pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh agama. Pemerintah sendiri mengatakan bahwa sementara kemajuan tengah dikerahkan, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi hidup.

Laporan tersebut, Household Income and Expenditure Survey 2010, yang disponsori Bank Dunia dan dilakukan oleh Biro Statistik Bangladesh (BBS, Bangladesh Bureau of Statistics), menemukan bahwa kemiskinan turun menjadi 31,5 persen dari 40 persen pada tahun 2005.

Sekitar 13 juta orang mengalami pengentasan dari kemiskinan, demikian laporan tersebut.

Shajahan Ali Molla, dirjen BBS, mengatakan kepada wartawan pada 22 Juni dalam acara peluncuran laporan tersebut bahwa survei tersebut dilakukan terhadap 12.240 rumah tangga di seluruh 64 kabupaten.

“Kemiskinan telah menurun, namun rata-rata pendapatan dan pengeluaran juga menurun,” katanya, sambil menambahkan bahwa pendapatan kelas menengah ke bawah meningkat lebih besar ketimbang pendapatan kelas menengah.

Pakar ekonomi Wahiduddin Mahmud mengatakan, laporan itu dilakukan pada tiga pemerintahan yang berbeda dan tidak ada kontroversi soal bias.

Hasilnya lebih memuaskan, tambahnya, mengingat adanya krisis ekonomi global dalam tahun-tahun terakhir.

Namun Uskup Gervas Rozario, ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian dari Konferensi Waligereja Bangladesh, mengatakan, temuan survei itu mungkin mencerminkan kondisi aktual secara tidak akurat.

“Jika kemiskinan benar-benar menurun sebesar 8,5 persen, ini merupakan suatu gambaran yang baik, tapi saya ragu tentang realitas di lapangan.”

Francis Atul Sarker, direktur pengembangan dari Caritas Bangladesh, badan pelayanan sosial Gereja, mengatakan, negara perlu lebih membangun agar efek pengentasan masyarakat dari kemiskinan lebih dirasakan.

“Jika partai yang berkuasa dan kelompok oposisi bisa bekerja sama dalam membangun negara, saya kira dalam lima tahun ke depan kemiskinan akan menurun hingga 16 persen.”

Sekitar 17,6 persen rakyat Bangladesh hidup di bawah garis kemiskinan, dengan 21 persen berada di daerah perkotaan dan 31,5 persen di daerah pedesaan.

Pendapatan rata-rata per bulan setiap rumah tangga sebesar 10.641 taka (US$ 146) dengan adanya pengiriman uang dari anggota keluarga yang bekerja di luar negeri, demikian data survei tersebut. Dengan pengiriman uang tersebut, pendapatan rata-rata meningkat bahkan sampai 19.387 taka.

Sumber: Cathnews Indonesia / Ucanews