Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gempa 6,5 dan 5,5 SR di Waropen Menghancurkan 3 Gereja dan Sejumlah Rumah Warga.
TIMIKA (PAPUA) - Gempa 6,5 dan 5,5 skala richter yang terjadi pada hari Senin (27/06/2011), telah memporak-porandakan serta menghancurkan sejumlah rumah warga, 3 (tiga) gereja rusak.
Dilansir dari TabloidJubi, Ketua kerukunan keluarga besar Waropen di Timika, Yohanis S. Nussy, S.Pd yang diberitahu oleh warga di Distrik Demba, Kabupaten Waropen, mengatakan bahwa 15 orang meninggal akibat gempa tersebut dan hingga kini warga masih tidur diluar rumah sambil menunggu bantuan tenda dan ketuhan hidup makan dan minum.
"Kami di Timika terus menggalang dana, sehingga bagi masyarakat Waropen di Timika juga kami mengajak untuk membantu" ajaknya.
Dirinya menyarankan, kepada lembaga masyarakat adat di Waropen agar ikut bertindak cepat dan berbicara soal kebutuhan rakyat, dengan cara mendesak pemerintah cepat tanggap terhadap kondisi yang dialami rakyatnya.
Harap Bupati Turun Tangan
Ia berharap Bupati Waropen, Yesaya Buinei dapat tanggap terhadap kebutuhan korban gempa Waropen, karena banyak korban yang belum tertolong. sementara di Distrik Demba, pemerintah setempat hanya memberikan bantuan dua tenda yang belum mencukupi kebutuhan warga korban gempa. "Bupati seharusnya tanggap terhadap korban gempa, karena dirinya dipilih oleh rakyat secara lansung, bukannya lambat dalam melihat situasi dan kondisi yang dialami warga pasca gempa," ujar Nussy.
Dikatakan, korban gempa sudah lama terjadi, namun mengapa pemerintah lambat menanganinya, termasuk kepada seluruh masyarakat Waropen di seluruh Indonesia untuk bisa ikut ambil bagian dengan memberikan sumbangan kepada korban bencana alam.
Masyarakat kalau merasa pimpinan daerah kurang tanggap, katanya, maka masyarakat adat juga dapat melakukan mosi tidak percaya untuk turunkan pimpinan daerah dan turunkan bupati.
"Sebab kejadian ini adalah tanggungjawab pemerintah dan kalau tidak mampu memimpin lebih baik turun saja," tegasnya.
Dirinya juga menyayangkan adanya informasi dari lokasi kejadian bahwa bukan kepala dinas terkait yang mengirimkan bantuan dua tenda tersebut, melainkan staf bawahan yang tidak mengerti kejadian.
"Buat bapak bupati dan kepala dinas terkait, agar lebih peduli dan tidak hanya jalan-jalan keluar daerah saja," tandasnya.
Warga Galang Dana di Jalan
Demi membantu saudara mereka yang terkena Bencana Gempa di Waropen, warga masyarakat asal Distrik Masirei khususnya dan kabupaten Waropen, Papua, yang berdomisili di Mimika mengadakan penggalangan dana di sejumlah titik jalan seperti traffic-ligth depan bank Papua di jalan Yos Sudarso dan depan gereja Katedral Tiga Radja, jalan Achmad Yani depan POM lama, serta jalan Budi Utomo depan Diana Supermarket terlihat jadi sasaran penggalangan. Khususnya dari sejumlah kendaraan umum yang melintas, pada Sabtu (02/07/2011).
Menurut ketua tim penggalangan bantuan gempa Masirei Waropen di kabupaten Mimika, Marthen Luther Saiwini, upaya solidaritas ini dilakukan sesuai dengan pemberitahuan ke Polres Mimika, yakni hingga tanggal 15 Juli 2011.
"Setelah itu akan diupayakan pengiriman sejumlah apapun bantuan yang berhasil diperoleh, yang akan difasilitasi Yayasan Pengembangan Masyarakat Pribumi Papua (YPMPP). Kami sadar bahwa apa yang akan dibawa tentu saja tidak seperti yang diharapkan tetapi dari pada menantikan tindakan pemda Waropen yang sampai kini juga tidak jelas," ujar Saiwini.
Ditambahkan, bahwa lebih baik ada yang bisa diberikan kepada korban yang saat ini membutuhkan bantuan. Tim penggalangan dana juga sangat berterima kasih kepada masyarakat Indonesia di Timika dan khususnya saudara-saudara dari paguyuban Arema (Arek-arek Malang) di Timika yang sudah bersedia bersolidaritas. . Dari catatan tim penggalangan hingga saat ini sudah berhasil dikumpulkan bantuan berupa dana tunai senilai Rp. 5.407.000 per hari Jumat (01/07/2011), sedangkan untuk Sabtu ini diperkirakan bisa dicapai sedikitnya sekitar Rp. 3.000.000,-.
Upaya ini, katanya, juga berkat bantuan keluarga besar Paguyuban Arema di kabupaten Mimika pimpinan, Meddy Purwanto. Kepada tabloidjubi.com, Purwanto mengaku senang bisa bersolidaritas dengan saudara asal Waropen di Timika demi membantu para korban gempa di Masirei.
"Saya kira kita sama-sama warga Indonesia di Timika memang sudah sepantasnya saling membantu bagi kesusahan orang lain seperti yangs edang dialami saudara kita di Masirei," kata Purwanto.
Untuk soliaritas itu juga, Ketua kerukunan keluarga besar Waropen di Timika, Yohanis S. Nussy, S.Pd mengakui sangat terbantu sekali oleh keluarga besar Arema di Timika, sekaligus juga YPMPP pimpinan Saiwini.
"Saya lihat situasi ini memberikan pelajaran berharga bahwa solidaritas seperti ini boleh terjadi bagi kita di Mimika ini, dan karena ini adalah masalah kemanusiaan maka kami berterima kasih untuk solidaritas ini," ujarnya.
Sumber : Tabloid Jubi
bencana di indonesia
galang dana
gempa bumi
gereja rusak
korban bencana
Maluku dan Papua
mohon bantuan
Peristiwa
Timika
waren
waropen