Friday, 15 July 2011

Friday, July 15, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gunung Lokon Meletus, Ribuan Warga Menungsi Ke Sekolah, Gereja dan Tempat Pengungsian.
Gunung Lokon Meletus
TOMOHON (SULUT) - Gunung Lokon di Sulawesi Utara meletus dan memuntahkan pijaran lava serta asap tinggi ke udara, Jumat pagi (15/07/2011), menyebabkan ribuan warga mengungsi dengan panik.

Ribuan warga berlari menuruni lereng gunung dengan tergesa-gesa, Seorang wanita dilaporkan meninggal dunia karena serangan jantung saat ia melarikan diri, namun belum ada korban lainnya yang dilaporkan.

Letusan pertama terjadi pada Kamis malam (14/07/2011) sekitar pukul 22.46 WITA, yang diikuti letusan kedua lewat tengah malam dan letusan ketiga pada pukul 01.10 WITA, Jumat pagi (15/07/2011).

Aliran lava mengalir dari mulut kawah hingga memicu kebakaran hutan di sepanjang lereng barat, ujar Ferry Rusmawan, seorang petugas di pos pemantauan terdekat. Ia menambahkan, aktivitas gunung tetap tinggi dan letusan lain berintensitas lebih kecil terjadi beberapa kali.

Suara gemuruh dari gunung setinggi 1.750 meter tersebut terus terdengar hingga menjelang siang.

Tentara dan polisi membantu tim penyelamat mengevakuasi warga yang tinggal di sepanjang lereng gunung, ungkap Jimmy Eman, walikota Tomohon, seraya menambahkan, satu-satunya korban sejauh ini adalah seorang wanita berusia 56 tahun yang meninggal karena serangan jantung.

Lebih dari 6.000 orang diungsikan ke sekolah, gereja dan tempat penampungan sementara. Pihak berwenang menyatakan, sebanyak 27.000 warga yang tinggal dalam jarak 3,5 kilometer dari kawah juga akan dipindahkan

Abu Dua Senti

Supit Palanggi (60) warga Desa Sarani Matanai Kecamatan Tombariri mengatakan abu Gunung Lokon sampai di Tombariri sekitar pukul 00.00 Wita. Namun baru terlihar jelas pada pagi hari. "Debu Gunung Lokon ke Tombariri karena semalam angin berhembus dari darat ke laut," katanya, Jumat (15/07/2011).

Palanggi menambahkan namun demikian sejak pagi hari dirinya telah menerima masker dari kantin Gereja GMIM Syalom Sarani Matani yang dibagikan oleh mahasiswa Unsrit yang sedang KKN. "Gratis kami menerima masker ini," ujarnya.

Hal yang sama juga dikatakan warga lainnya Yance Thomas (54) biasa jika Gunung Lokon meletus debunya tidak sampai ke sini, namun karena meletus semalam, ketika angin bertiup dari darat ke laut menyebabkan debu mengarah ke Tombariri.

Gunung Lokon, telah dinyatakan dalam status tertinggi beberapa hari lalu. Namun demikian penerbangan di bandara Sam Ratulangi, Manado, beruntung, tidak terganggu.

Letusan besar terakhir terjadi pada tahun 1991 yang menewaskan seorang hiker asal Swiss dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka. (Tribunews/Wartanews)