Dengan mengambil tempat di Restoran Arum Manis, Jalan Cihampelas 114 A, Bandung, Jawa Barat, para eks mahasiswa dan pelajar ‘Kota Kembang’ tersebut mengadakan Reuni Akbar 30 tahun lembaga yang telah mencetak ratusan hamba Tuhan yang radikal seperti Alm Ferry Sihombing, Rachmat Manulang, Eduar J. Moniyong, Meike Lolong, dan lain-lain.
Ketua YPIB (yang kini berubah menjadi Yayasan Pemberdayaan Insan Bangsa, red) Folmer Hutapea mengatakan bahwa mereka kembali bersama bukan sekedar untuk temu kangen, tetapi juga karena mereka masih memiliki misi yang belum terwujud.
“Dahulu, kami memiliki visi untuk membangun sebuah bukit doa yang terbuka bagi semua umat Tuhan tanpa memandang denominasi. Kami saat ini kembali berkumpul untuk menyelesaikan apa yang belum diselesaikan,” ujarnya pada konferensi pers yang dilakukan seusai acara.
Dalam acara tersebut, berbagai kesaksian disampaikan oleh orang-orang yang pernah dilayani YPIB. Secara garis besar, mereka menceritakan bagaimana hidup mereka diubahkan melalui pelayanan YPIB.
Panitia reuni akbar 30 Tahun YPIB memberikan apresiasi kepada sejumlah tamu undangan yang datang saat itu. Sukendra Saragih (aktivis Jaringan Doa Nasional Sumatera Utara) mendapatkan hadiah sebagai tamu undangan terjauh perwakilan Medan yang datang saat itu. Perwakilan undangan dari Kalimantan juga mendapatkan penghargaan yang sama.
Launching Buku
Pada hari itu juga YPIB secara resmi me-launching buku ‘Kami mengalami Yesus di Bandung’. Buku yang merupakan dokumentasi kegerakan rohani di Bandung era-80an tersebut ditulis langsung oleh para pelaku sejarah kala itu.
Adapun yang menjadi narasumber acara launching buku, yaitu Meike Lolong selaku Inisiator pembuat buku sekaligus Ketua Dewan Pembina YPIB, Ingouf Setiawan sebagai perwakilan penerbit Metanoia Publishing, Eduar J.M selaku Ketua Tim Penulis, dan Samuel Karwur selaku editor buku ‘Kami Mengalami Yesus di Bandung’.
YPIB berharap dengan diterbitkannya buku ini maka akan lahir banyak kegerakan pada generasi-generasi selanjutnya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia.
Sumber : Jawaban
