Monday 18 July 2011

Monday, July 18, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Uskup Agung Semarang Resmikan Paroki Santo Petrus Gubug. SEMARANG (JATENG) - Setelah sebelumnya menginduk pada paroki Gereja Katolik Santo Paulus Sendang Guwo, Semarang, akhirnya Gereja Katolik St Petrus Gubug resmi menjadi paroki mandiri. Peresmian menjadi paroki mandiri tersebut dilakukan Uskup Agung Semarang Mgr Johanes Pujasumarta, Minggu (17/07/2011) dengan disaksikan Bupati H Bambang Pudjiono SH beserta Muspida Kabupaten Grobogan.

“Paroki St Petrus meliputi wilayah Gubug, Penadaran, Kedungjati, Tanggungharjo, dan Tegowanu. Segala persyaratan untuk menjadi paroki mandiri sudah terpenuhi, antara lain telah memiliki pasturan sendiri. Paroki ini memiliki sekitar 1.600 umat,” kata ketua panitia acara persemian, St Adi Heriadi, Minggu (17/07/2011).

Sementara itu, menurut Johanes Pujasumarta, dengan diresmikannya gereja Katolik St Petrus Gubug menjadi Paroki mandiri, diharapkan rasa persaudaraan antarjemaat di sejumlah wilayah menjadi lebih solid. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan perkembangan umat di wilayah Gubug dan sekitarnya.

Pemberkatan
Usai meresmikan gereja St Petrus menjadi paroki mandiri, Uskup Agung Semarang beserta bupati dan rombongan menuju ke Desa Penadaran, Kecamatan Gubug. Di sana, Uskup Agung Semarang memberkati bangunan gereja yang berukuran 9x24 meter. Peresmian ditandai dengan pemukulan gong oleh bupati, dan penandatanganan prasasti bersama Uskup Agung Semarang, Mgr Johanes Pujasumarta.

“Pemberkatan ini menjadi tonggak sejarah bagi gereja Keuskupan Agung Semarang yang sekarang berniat menghadirkan kerajaan Allah agar semakin signifikan dan relevan bagi warganya,” ujar Mgr Johanes Pujasumarta di hadapan ratusan umat yang hadir.

Sementara itu, Bupati Grobogan H Bambang Pudjiono SH berharap dengan berdirinya gereja Katolik Santo Paulus Stasi Penadaran, maka bidang spiritual umat Katolik di Penadaran dan sekitarnya dapat meningkat.

“Pemkab merasa terbantu dengan adanya pembangunan gereja ini. Hal ini terkait pelayanan dan peningkatan di bidang keagamaan atau spiritual bagi masyarakat yang beragama Katolik di sekitar wilayah sini,” tutur bupati. (Suara Merdeka)