Tuesday 23 August 2011

Tuesday, August 23, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja diantara Kesejahteraan dan Pelayanan Tuhan. ABUJA (NIGERIA) - Umat Kristen di Nigeria yang jumlahnya mencapai sekitar 70 juta menjadi pengikut yang disebut sebagai 'kebaktian kesejahteraan' yang merujuk pada keyakinan bahwa kesejahteraan adalah pertanda dari berkat Tuhan.

Kebaktian-kebaktian itu biasanya digelar di gereja-gereja besar yang berkapasitas ribuan nun besar dan megah dengan kotbah dari para pendeta miliuner.

Di antara para jemaat terlihat seorang perempuan yang menggeser layar komputer tabletnya untuk membaca ayat Alkitab bersama dengan jemaat lain. Sebuah cincin berbentuk intan terlihat di salah satu jarinya.

Di langit-langit gereja Household of God menggantung beberapa lampu kristal untuk menerangi ruang yang memiliki kapasitas 5.000 kursi.

Gemericik air mancur di kejauhan terdengar lembut, ketika pendeta di mimbar hening dan paduan suara maupun jemaat sedang tidak bersemangat menyenandungkan kidung rohani.

Yang memimpin kebaktian adalah pendeta Chris Okotie, mantan penyanyi pop yang beralih menjadi penginjil, pengusaha dan politisi.

Dalam daftar orang terkaya di Nigeria, yang dikeluarkan Majalah Forbes, Chris Okotie masuk dalam satu dari lima pendeta terkaya, dengan kekayaan sekitar US$3 juta hingga US$ 10 juta.

Tapi apakah dia memang benar-benar kaya?

"Mungkin," jawabnya singkat. Jam tangan raksasa dengan aneka warna merek Jacib & Co, terlihat di ujung lengan baju panjangnya.

Yang jelas Okotie adalah satu dari beberapa pendeta miliuner yang memimpin gereja-gereja di Lagos yang berkembang di seluruh Nigeria, kawasan Afrika lain dan bahka hingga ke Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.

Banyak gereja-gereja Nigeria yang berpusat di Lagos memiliki jemaat di negara-negara lain, seperti di Inggris maupun negara-negara yang menjadi tempat tinggal warga keturunan Nigeria.

Kesejahteraan pendeta
Salah satu pesan dalam pelayanan mereka adalah kesejahteraan, keuangan adalah tanda dari berkat yang diberikan Tuhan.

Sejalan dengan berkembangnya popularitas gereja-gereja itu, kesejahteraan para pendetanya juga ikut berkembang.

Banyak yang memiliki mobil-mobil mewah dan sebagian bahkan terbang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan jet pribadi.

Bagi pendeta Chris Okotie, kesejahteraan merupakan bagian integral dari penginjilan.

"Tertulis tentang Yesus, khususnya, bahwa dia menjadi miskin agar para pengikutya bisa menjadi kaya karena dia menyadari bahwa kemiskinan bukanlah bagian dari rencana Tuhan untuk manusia," tuturnya.

Seorang pemimpin gereja lainnya, David Oyedepo, dilaporkan memiliki kekayaan sampai US$150 juta.

Gerejanya, Living Faith yang juga dikenal sebagai Gereja Kemenangan- melaksanakan tiga kebaktian setiap hari Minggu di dalam sebuah geraja berkapasitas 50.000 kursi di Lagos.

Living Faith juga memiliki cabang di Chana, Kenya, Liberia, Pantai Gading, Afrika Selatan, Gambia, Inggris dan Amerika Serikat.

David Oyepedo juga memiliki penerbitan, sebuah universitas, dan sekolah menengah.

Namun yang terbesar adalah Redeemed Christian Church of God, RCCG, yang memiliki ribuan cabang di seluruh dunia, antara lain 2.000 di seluruh Nigeria dan sekitar 400 gereja di Inggris Raya.

Sumber sumbangan
Gereja-gereja yang berpusat di Lagos ini mendapat pemasukan dari penjualan buku, CD, dan DVD tentang penginjilan namun sebagian besar pemasukan bersumber dari sumbangan para jemaat.

Dan beberapa orang mempertanyakan apakah gereja memang perlu mengumpulkan kekayaan yang amat besar.

Laporan-laporan media lokal Nigeria menyebutkan David Oyepedo akhirnya membeli dua pesawat pribadi yang sempat dianggap bermewah-mewahan walau gerejanya menegaskan pesawat pribadi itu digunakan untuk mendukung pekerjaan para staf seniornya.

Badan Antikorupsi Nigeria, baru-baru ini menyebutkan agar gereja mengetahui sumber pemberi sumbangan besar untuk menjamin bahwa uang itu didapat secara sah sebagai salah satu upaya Nigeria untuk memerangi korupsi.

Dan ketua badan itu, Farida Waziri, menegaskan bahwa kesejahteraan gereja 'harus diperoleh dengan secara sah."

"Seorang pendeta yang bertanggung jawab seharusnya mengetahui darimana persembahan persepuluhan jemaat itu berasal," katanya.

"Bagaimana dan di mana anda mendapatkan uang yang anda berikan sebagai persepuluhan? Tidak cukup bagi jemaat untuk membawa sejumlah uang dan kemudian Anda mengatakan 'Tuhan memberkatimu."

Ekspor Nigeria
Sejumlah warga Nigeria ingin melihat batas yang jelas antara kepemilikan gereja dan kepemilikan pendeta.

Christ Okotie mengatakan kekayaan pribadinya berasal dari karir sebelumnya sebagai pemusik dan juga pekerjaan lainnya sebagai pengusaha.

Bagaimanapun banyak yang menuding para pendeta mengambil keuntungan dari jemaatnya, dengan meminta mereka menyumbang lebih banyak agar mendapatkan imbalan berkat dari Tuhan, yang terwujud dalam bentuk spiritual dan kesejahteraan.

"Gereja-gereja itu adalah bisnis besar yang dikelola oleh para pengusaha," tutur Leo Igwe dari Gerakan Kemanusiaan Nigeria.

"Itu merupakan hasil dari kemiskinan, masalah sosial dan ekonomi. Warga Nigeria menjadi semakin putus asa serta mudah tertipu, dan gereja memenuhi pasar tersebut."

Namun Princi Okpaku, salah seorang jemaat Chris Okotie, membantah keras.

"Tuhan yang membawa kami menjadi seperti ini dan Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan pemberian. Pemberian semata-mata untuk membantu kebaikan," tegasnya.

Bagaimanapun gereja-gereja Nigeria terus berkembang dan dengan semakin banyak cabang di seluruh dunia, agaknya menjadi ekspor Nigeria yang paling berhasil. (BBC)