Saturday 6 August 2011

Saturday, August 06, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja-gereja di Indonesia Wajib Menjaga dan Menyukseskan Kemerdekaan Indonesia.
JAKARTA – Sebelas hari lagi seluruh warga Indonesia akan merayakan HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke 66, berbagai hal dipersiapkan oleh warga dipenjuru Indonesia demi meramaikan perayaan memperingati kebebasan negara ini dari penjajahan.

Sama seperti warga yang lain umat Kristen di Indonesia juga di tuntut untuk merayakannya dan dapat pula dilaksanakan dengan ibadah syukur. “itu wajib hukumnya ” ujar Pdt Nus Reimas, Ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili di Indonesia (PGLII) saat program dialog Agama Kristen di TVRI, bersama Pdt Lies Tamuntuan-Makisanti, Wakil Sekretaris Umum, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) pada Sabtu siang (06/08/2011).

Menurut Pendeta Reimas, sebagai warga gereja dan warga negara yang baik, umat Kristen haruslah turut serta dalam merayakan HUT kemerdekaan RI, sebab negara ini berdiri atas persetujuan Tuhan dan diletakkan atas dasar Pancasila, UUD 1945 dan Bhinekka Tunggal Ika yang kesemuannya ini melambangkan kesetaraan umat manusia. “dan hal-hal ini masih ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini” katanya.

Ia juga mengajak umat Kristen agar merayakan kemerdekaan tidak hanya dengan seremonial belaka namun juga dengan tidakkan nyata atas kemerdekaan itu.

Senada dengan Pdt Nus, Pdt Lies Makisanti dengan mengutip Galatia 5: 13 yang berbunyi, ‘Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih’, mengajak umat Kristen di Indonesia agar menjaga dan memelihara kemerdekaan Indonesia, sebab ini merupakan anugerah yang besar dari Allah.

Kendala Gereja dalam Kehidupan Berbangsa
Berbagai bentuk ekspresi dari kemerdekaan di Indonesia yang telah berjalan selama setengah abad lebih ini, pada kenyataannya masih dibatasi, karena masih ada ketidakadilan, kemiskinan, kurangnya penegakan hukum dan kebobrokan mental dalam masyarakat di Indonesia.

Terkait hal itu gereja secara khusus mempunyai andil besar dalam menyukseskan kemerdekaan itu, namun sangat disayangkan kontribusi positif gereja dalam kehidupan berbangsa sering terkendala akibat adanya tafsiran dan prasangka buruk terhadap niat baik gereja.

Menurut Pdt Reimas, Beberapa golongan di dalam negeri ini sering mempersempit peran tersebut dengan istilah ‘Kristenisasi’ sehingga hal ini membatasi gereja-gereja di Indonesia dan mengurangi partisipasi umat Kristen secara utuh.

Ia juga berujar bahwa setelah reformasi, agama bukannya memanusiakan manusia tetapi dijadikan sarana politik, sehingga menjadikan pengotak-kotakan yang menimbulkan konflik dan friksi antar agama.

Di sisi lain , Pdt Lies Makisanti menyatakan bahwa dari sudut Internal gereja, kendala yang menjadikan gereja kurang berpatisipasi dalam kemerdekaan adalah adanya perbedaan pandangan terkait peran gereja di dunia dengan segala permasalahannya.

Ada kelompok dalam gereja yang menginginkan peran gereja hanyala sebatas ibadah dan hal-hal surgawi, dan tidak menyentuk masalah duniawi. Kelompok tersebut alergi dengan masalah politik, sosial, ekonomi dan segala permasalahan duniawi yang menurut mereka tidak perlu ditangani oleh gereja.

Namun kendala ini dapat diatasi dengan komunikasi internal antar gereja sehingga peran antar gereja dalam menyukseskan kemerdekaan dalam kehidupan berbangsa di Indonesia dapat berjalan dengan baik.(Tim PPGI)