Tuesday 30 August 2011

Tuesday, August 30, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Karena Sengketa Air, Dua Bom Rakitan Meledak dekat Gereja Katolik di Perbatasan Desa Porto dan Haria.
AMBON (MALUKU)- Dua bom rakitan meledak di perbatasan Desa Porto dan Desa Haria, Kecamatan Saparua, Maluku, Sabtu (27/08/2011). Polri belum tahu asal muasal bom tersebut. Namun, Polisi menduga, bom tersebut terkait sengketa air di daerah itu.

Ledakan dua bom itu diungkap Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (28/08/2011).

Menurut Anton, polisi menemukan 3 bom di daerah itu, tapi hanya 2 bom yang meledak. Kini bom itu tengah diselidiki Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik) untuk mengetahui kekuatan dan jenis bom.

Anton menuturkan, bom itu meledak di perbatasan dua daerah; Porto dan Haria. Bom pertama meledak sekitar pukul 02.30 Wita dan kedua bom meledak sekitar pukul 21.30 Wita.

"Sekarang polisi sedang menyelidiki lebih lanjut apa motivasi peledakan dua bom itu. Yang jelas, kejadiannya di perbatasan," kata dia.

Untuk mencegah meluasnya imbas peledakan, polisi kini meningkatkan keamanan di kawasan tersebut. Sejumlah anggota polisi dikerahkan untuk menjaga dan mengantisipasi berbagai kemungkinan.

Meski belum diketahui apa penyebab dan siapa pelakunya, Anton mengungkap kemungkinan yang melatarbelakangi terjadinya ledakan itu. Kata Anton, di daerah perbatasan itu, kerap terjadi sengketa atau konflik antarwarga terkait sumber air minum.

Selama ini, lanjut Anton, sengketa dua warga daerah itu belum memakan korban, karena masing-masing masih bisa menahan diri. Polisi sendiri telah mempertemukan dua kelompok yang kerap berebut air itu.

"Kita belum bisa memastikan apakah ada kaitan dengan sumber air minum, kita belum tahu. Tapi, yang jelas antara dua kampung, dua kelompok yang saling berebut sumber air sudah dipertemukan," ujar Anton.

Kata Anton lagi, dua warga desa tersebut saat ini sudah duduk bersama. Bahkan, mereka sudah membuat pernyataan untuk damai dan tidak saling serang. Pernyataan damai ini diharapkan dapat menghindari konflik lebih jauh, sambil dicarikan solusi terkait sumber air di daerah itu.

Dari hasil pemantauan di lapangan, tidak ada bangunan yang rusak akibat ledakan, karena ternyata ledakan terjadi di perbuktian, tak jauh dari rumah ibadah. Adapun bahan peledak yang digunakan, diketahui terbuat dari antara lain belerang, pipa, sulfur dan lain-lain.

"Jenisnya rakitan. Lokasinya di dekat gereja paroki. Tapi, ledakan tidak untuk menyerang keramaian," jelas Anton sambil menandaskan, dilakukan patroli oleh Brimob, Dalmas dan TNI di daerah tersebut. (Suara karya)