Saturday 13 August 2011

Saturday, August 13, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Terkait Pembakaran Tiga Gereja di Kuasing, Ketua Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Bantah Tudingan Polisi.
KABANJAHE (SUMUT) - Dalam temu pers yang berlangsung di Zentrum PPWG Kabanjahe, Jumat (05/08/2011), Ketua Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Pdt. Matius Panji Barus MTh membantah bahwa pembakaran gedung GBKP di Logas, Kabupaten Kuantan Singinge (Kuansing), Provinsi Riau adalah karena warga sekitar keberatan sebuah rumah digunakan sebagai tempat beribadat, sebagaimana disampaikan juru bicara kepolisian Riau S. Pandiangan.

Pdt Barus didampingi Humas GBKP Pt. Ananta Purba selanjutnya menjelaskan, pembakaran gedung GBKP Logas terjadi pada Senin (01/08/2011) pukul 23.00 WIB.

Moderamen GBKP telah mendapat laporan dari jemaat yang berada di tempat kejadian saat pembakaran berlangsung. Malam itu, beberapa anggota jemaat sedang mengadakan pertemuan di gereja itu. Mereka didatangi sekitar 100 orang berkendaraan sepeda motor yang kemudian melempari gereja dengan batu. Beberapa anggota jemaat melarikan diri karena ketakutan. Sebagian bertahan di dalam gedung namun kemudian dipaksa keluar dengan ancaman pisau. Setelah jemaat keluar, gerejapun dibakar.

Moderamen GBKP sangat sedih mendengar kejadian ini dan langsung mengutus tim yang terdiri dari BP Klasis Riau-Sumbar dan Pdt. Tanda Pinem sebagai pendamping jemaat dan melakukan investigasi serta upaya hukum.

Pada hari itu, sebelum massa membakar GBKP Logas, mereka telah lebih dahulu membakar gedung Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) yang masih berada di Logas Tanah Darat.

Esoknya (02/08/2011) setelah GBKP dan GPdI, sebuah Gereja Methodis Indonesia (GMI) di di Kecamatan Pangean juga dibakar. Sayangnya dari ratusan pelaku, hanya ada dua orang yang sanggup ditangkap polisi.

Polisi telah memeriksa TKP dan memberi pernyataan bahwa gedung gereja yang dibakar adalah rumah penduduk yang dijadikan tempat ibadah.

“Tentu saja pernyataan ini kami bantah. Kami merasa polisi menghindar dari fakta sebenarnya. Gereja ini jauh dari pemukiman. Rumah penduduk terdekat ke gedung GBKP Logas ini adalah rumah jemaat GBKP sendiri." ujarnya yang juga menyatakan bahwa tidak seorangpun yang berhak melakukan kekerasan terhadap  rumah ibadah milik umat lain.

Hingga saat ini, GBKP belum mengetahui apa motivasi pasti dari pembakaran tersebut. "Terlebih kejadian ini dilakukan pada awal bulan suci Ramadhan yang seharusnya kita isi dengan ketenangan dan kedamaian,” papar Ketua Moderamen GBKP ini dengan tenang dan berwibawa. (Sorasirulo)