Tuesday, 30 August 2011

Tuesday, August 30, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Umat Kristen di Indonesia Tunjukkan Penghargaan Kepada Umat Islam yang akan Takbiran dan Sholat Idul Fitri. JAKARTA - Rasa saling menghargai antar umat beragama yang ditunjukkan oleh warga Kristiani kepada umat Islam di wilayah mayoritas Kristen di Indonesia sangat terlihat nyata, apalagi saat umat muslim akan mengadakan Takbiran dan sholat Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah baik pada tanggal 30 maupun 31 Agustus 2011.

Di Sulawesi Utara, Warga Kristiani di Provinsi itu menyatakan akan ikut menjaga jalannya salat Idul Fitri yang akan digelar Rabu, 31 Agustus 2011 besok, baik yang dilaksanakan di masjid maupun di lapangan-lapangan terbuka.

Seperti dikatakan oleh Ketua Sinode Gereja Masehi Injil di Bolaang Mongondow (GMIBM), Pendeta Christin Raintama, ia sudah menghimbau kepada seluruh umat gerejanya untuk melakukan pengamanan terhadap pelaksanaan salat Idul Fitri.

"Warga GMIBM harus bersama-sama menjaga keamanan pelaksanaan salat Idul Fitri umat muslim," kata Raintama. Bahkan, menurut Raintama, di beberapa desa dan kelurahan, warga gereja juga turut membantu mempersiapkan dan membenahi tempat salat Idul Fitri.

"Sudah menjadi kebiasaan dan toleransi umat beragama yang sangat tinggi. Makanya jangan heran jika ada umat nasrani yang terlihat mempersiapkan lapangan yang akan dijadikan sebagai lokasi salat Idul Fitri,” kata dia.

Di Maluku, Ketua Badan Pekerja Harian Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Pdt Jhon Ruhulessin, pada Jumat (26/08/2011) mengimbau umat Kristen di Maluku mensukseskan pelaksanaan Pawai Takbiran Idul Fitri 1432 Hijriah yang dijdwalkan berlangsung 29  Agustus  2011.

"Ini menjadi tanggung jawab Umat Kritsen di Maluku untuk senantiasa menjaga situasi tetap kondusif di daerah masing-masing, sehingga acara malam takbiran Idul Fitri 1432 Hijriah yang akan dilaksanakan oleh "Basudara" kita umat Islam di daerah ini berlangsung aman dan damai," katanya.

Ia mengatakan, setiap pelaksanaan malam takbiran maupun shalat Idul Fitri maka Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AM-GPM) turut dilibatkan bersama-sama aparat kepolisian dan TNI maupun instansi terkait untuk menjaga keamanan dan kelancaran jalannya perayaan hari kemenangan umat Islam itu.

"Ini sudah menjadi tradisi kita orang basudara di Maluku, di mana setiap tahun AMGPM selalu dilibatkan menjaga keamaan, terutama saat malam takbiran dan shalat Id, baik diminta maupun tidak diminta oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) maupun Majeleis Ulama Indonesia (MUI) Maluku," ujarnya.



Sedang di Jayapura, Papua. Belasan pemuda gereja dari berbagai denominasi gereja bersama aparat kepolisian dan Brimob Polda Papua membantu pengamanan sholat Idul Fitri yang diselenggarakan warga Muhammadiyah wilayah kota Jayapura, Selasa (30/08/2011) pagi.

"Panitia menyampaikan terima kasih kepada warga gereja Papua dan aparat keamanan yang turut menjaga keamanan selama rangkaian sholat Idul Fitri 1432 H berjalan," kata Udi Ramazakir S.Pd, panitia penyelenggara sholat Idul Fitri warga Muhammadiyah kota Jayapura.

Sebelumnya, Ketua Klasis Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI) Kota Jayapura Pdt. Willem Itaar, S.Th mwakili gereja-gereja di Kota Jayapura menyatakan kesiapan untuk menjaga umat Islam yang akan mengadakan Takbiran dan Sholat Idul Fitri

“Kami dari pimpinan gereja akan menggerahkan seluruh umat untuk memberikan pengamanan,” tegasnya.

Lebih lanjut Pdt. Wellem Itaar mengatakan, “Kami bertemu pada hari ini untuk membicarakan kebersamaan gereja- gereja  guna  berpartisipasi  memberi rasa  aman bukan hanya kepada gereja tetapi kepada pihak- pihak lain terutama saudara kita yang beragama  islam  yang saat ini sedang menjalankan ibadah puasa dan tinggal beberapa waktu lagi akan melaksanakan hari raya Idul Fitri,” sambungnya serius .


Sedang di Kupang, Nusa Tenggara Timur, ribuan pemuda gereja dan masjid serta pemuda Budha dan Hindu ambil bagian dalam pawai takbiran menyambut Idul Fitri 1432 Hijriah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (30/08/2011) malam.

Pawai dilepas Gubernur NTT Frans Lebu Raya dari Jalan El Tari sekitar pukul 20.00 Wita.

Pawai takbiran tersebut sebagai bentuk ekpresi kegembiraan umat Muslim setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa.

"Pawai sebagai perwujudan iman, taqwa, dan syukur atas rahmad yang dilimpahkan Allah SWT kepada umat manusia," kata Ketua Panitia Pawai Takbiran, Angki La Ane, kepada Media Indonesia.

Ia mengatakan kegiatan tersebut juga memiliki tujuan mulia yakni memperkukuh ukhuwah islamiah antarumat Islam dan umat beragama lainnya. Pasalnya rangkaian kegiatan pawai inijuga melibatkan umat dari agama lain yakni Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.

Umat Islam bersama umat agama lainnya pada akhir pawai akan bersama-sama melepas burung merpati sebagai tanda eratnya hubungan antarumat beragama di daerah itu sesuai tema yang diusung yakni Damai di Hari Kemenangan.

Peserta pawai menempuh jarak sekitar 10 kilometer melewati jalan utama di Kota Kupang yakni El Tari, Soeharto, Sudirman, Mohammad Hatta, Urif Sumoharjo, Timor. Raya, Frans Seda, dan berakhir di Arena Pameran Fatululi. Peserta diterima Wali Kota Kupang Daniel Adoe bersama perwakilan dari agama lainnya. (Antara/MI/Tim PPGI)