Tuesday, 13 September 2011

Tuesday, September 13, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca 2.100 Orang Hadiri Kongres ke-8 Persekutuan Gereja Tionghoa Dunia (Chinese Congres on World Evangelization –CCOWE) di Nusa Dua.
MANGUPURA (BALI) - Sebanyak 2.100 orang dari 50 negara termasuk Indonesia mengikuti kongres ke-8 Persekutuan Gereja Tionghoa Dunia (Chinese Congres on World Evangelization –CCOWE) di Hotel Westin Nusa Dua, Bali yang berlangsung Senin (12/9) hingga Jumat (16/09/2011). Kongres dibuka Senin (12/09/2011) malam oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Pastika mengatakan, atas nama masyarakat dan pemerintah Pemprov Bali menyampaikan penghargaan kepada Perseketuan Gereja Dunia yang memilih Bali sebagai tempat kongres. Selain berkonggres pihaknya berharap kepada para peserta untuk menyempatkan diri menikmati keindahan Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia.

“Mudah-mudahan dalam kongres nanti mampu merumuskan program-program yang dibahas dalam kongres. Bali ini adalah daerah yang cukup tenang dan aman, Dengan ketenangan itu saya berharap kongres berjalan lancar,” tegas Made Pastika.

Mantan Kapolda Papua ini juga menyampaikan, Bali yang merupakan daerah kecil dengan jumlah penduduk 3,9 juta jiwa yang meyoritas umatnya menganut agama Hindu, sekarang ini menjadi pulau yang heterogen karena pesatnya perkembangan pariwisata. Akibatnya, banyak orang luar yang datang ke daerah ini sehingga di daerah inipun agama tumbuh dan berkembang dengan baik.

Semuanya itu lanjut Pastika, tidak lepas dari konsep masyarakat Bali yang menekankan konsep “menyama braya” atau lebih menekankan pada keharmonisan dan kenyamanan. Konsep ini pula yang tentunya menjadi dasar ketika ada umat lain yang melakukan kongres bisa diterima baik seperti Kongres Persekutuan Gereja Tionghoa Dunia.

Hal yang sama juga dikatakan Dirjen Bimas Kristen Saur Hasugian saat ditemui SP di sela-sela kongres. “Negara kami sejak diplokamirkan telah memilikiyang namanya Pancasila dengan salah satu butir mengandung Ketuhanan Yang Maha Esa sehingga agama di Indonesia tumbuh dan berkembang,” katanya.

Dirjen juga menyampaikan , Indonesia meski ada banyak agama, tetapi selalu saling mengasihi dan bertumpu kepada kebhinekaan. Dengan konsep kebhinekaan tersebut maka penyelenggaraan kongres kali ini berjalan baik dan lancer. “Bali yang dikenal dengan meyoritas beragama Hindu tidak menghalangi ada Kongres Agama lain. Ini luar biasa yang patut kita pertahankan,” para Saur. (SuaraPembaruan)