Tuesday 13 September 2011

Tuesday, September 13, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ketua Sinode Gereja Proteskan Maluku (GPM) Nilai Bentrok 11 September Tak Surutkan Semangat Perdamaian di Maluku.
AMBON (MALUKU) - Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Proteskan Maluku (GPM) Pdt John Ruhulesin,Msi mengatakan, bentrokan antar warga yang terjadi Minggu (11/09/2011) tidak menyurutkan semangat umat untuk tetap menyuarakan kedamaian di bumi Maluku.

"Saya kira kejadian ini tidaklah menghilangkan semangat dan prespektif kita untuk terus menggelorakan perdamaian di bumi Maluku,"ujar Ruhulesin dalam pertemuan bersama forum komunikasi pimpinan daerah (FKPD) Provinsi Maluku yang dipusatkan di lantai VI kantor gubernur Maluku Senin (12/09/2011).

Untuk menghindari konflik meluas di Kota Ambon maupun di wilayah-wilayah lain di luar Kota Ambon, Ruhulesin meminta aparat keamanan untuk segera melokalisir lokasi-lokasi yang bisa memicu konflik baru.

"Saya kira kita harus melokalisir wilayah-wilayah yang rawan terhadap konflik. Bahkan seluruh penanganan masalah ini, harus diketahui oleh semua masyarakat, baik yang ada di Kota Ambon maupun di luar Kota Ambon. Ini penting dilakukan, sehingga konflik tidak membias dimana-mana,"ingatnya.

Ruhulesin mengaku sangat menyesal, karena konflik yang terjadi di Kota Ambon berlangsung begitu cepat. Eskalasi konflik yang terjadi sangat cepat. Olehnya itu, aparat kepolisian harus bertindak cepat untuk mengatasinya. "Saya takut ada sesuatu dibalik peristiwa yang terjadi di Gunung Nona,"kesal Ruhulesin.

Hal yang sama disampaikan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Idrus Toekan. Toekan meminta kepada seluruh masyarakat Maluku untuk tetap menahan diri dan tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan. "Saya minta masyarakat untuk tetap tenang, dan menyerahkan permasalahan tersebut kepada aparat keamanan untuk menyeledikinya,"pinta Toekan.

Orang nomor satu di jajaran MUI Maluku berharap kedamaian di Maluku yang sudah tercipta selama ini tetap dipertahankan. "Saya kira perdamaian di Maluku yang sudah tercipta selama ini, harus tetap dijaga sehingga kehidupan orang basudara tidak hancur karena kepentingan-kepentingan sesaat,"pintanya.

Sementara itu ketua forum kerukunan antar umat beragama Provinsi Maluku Idris Latuconsina sangat prihatin atas bentrokan antar warga di Kota Ambon. " Kami sangat prihatian dengan kondisi ini, karena kedamaian yang tercipta selama ini kembali ternoda,"sesalnya.

Latucons ina meminta kepada pemerintah daerah agar berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengaktifkan kembali aktifitas masyarakat. "Saya kira masyarakat harus beraktifitas seperti biasa. Olehnya itu, semua sarana tranportasi, baik darat maupun laut harus dijalankan, dengan membuka barikade yang dibuat oleh masyarakat," pintanya. (JPNN/Tim PPGI)