Friday 16 September 2011

Friday, September 16, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Keuskupan Manado Gelar Lokakarya Penyusunan Rencana Strategi Pastoral 2012-2017 di Lotta Pineleng.
MANADO (SULUT) - Keuskupan Manado menggelar Lokakarya Penyusunan Rencana Strategis Pastoral Gereja Katolik Keuskupan Manado di Wisma Lorenzo Lotta Pineleng. Kegiatan yang diikuti 193 peserta ini berlangsung tiga hari, Rabu-Jumat (14-16/09/2011).

Ketua umum panitia, Prof Dr Ph Tuerah MSi DEA melalui Ketua Pelaksana, Ir Hoyke Makarawung mengatakan, lokakarya digelar dalam rangka perayaan 50 Tahun Hierarki Gereja Katolik Keuskupan Manado.

Peserta kegiatan ialah seluruh pastor paroki, dewan pastoral paroki, pimpinan kategorial, komisi, frater, suster, bruder, dan kevikepan se-Keuskupan Manado yang membentang dari Talaud hingga Sulteng.

"Ada juga utusan yayasan, sekolah, sekolah tinggi, kelompok kategorial dan tarekat yang bernaung di Keuskupan Manado," kata Makarawung yang juga menjabat Sekretaris Kaum Bapa Katolik Keuskupan Manado.

Tujuan lokakarya ini, kata Makarawung, yakni penyusunan rencana strategi (renstra) keuskupan Manado 2012-2015.

"Setiap peserta diberi waktu menyampaikan materi, gagasan bagaimana gereja katolik ke depan. Ada juga diskusi yang nantinya akan diakhiri sebuah simpulan," urainya.

Acara ini dibuka Kamis (14/09/2011) oleh Uskup Manado Mgr Josef Suwatan MSC. Gubernur Sulut, Dr SH Sarundajang turut memberi materi tentang Pandangan Pemprov Sulut Mengenai Peran Gereja Katolik.

Satu hal menarik, para tokoh-tokoh (pemuka) agama lain, Kristen, Islam, Hindhu, Budha dan Konghucu mendapat kesempatan membawa materi tentang Pandangan Tokoh-tokoh Agama tentang Peran Gereja Katolik dalam Membangun Persaudaraan Sejati antar Umat Beragama.

Terpisah, Ketua Steering Commitee (SC), Pastor Revy Tanod PR mengatakan, lokakarya digelar untuk mengisi dan memaknai perayaan 50 Tahun Gereja Katolik Keuskupan Manado. "Setelah 50 tahun apa yang akan kita lakukan di masa yg akan datang?" ujar Rektor Unika De La Salle Manado ini.

Ia menjelaskan, lokakarya memebedah program, tantangan, baik dari dalam dan luar sesuai kemajuan zaman. Nantinya, renstra yang direkomendasikan merupakan produk yang relevan dengan kondisi kehidupan umat, masyarakat, daerah dan bangsa.

"Situasi gereja 50 tahun lalu berbeda dgan gereja saat ini. Jadi patut ada relevansinya," katanya.

Kata dia, Keuskupan Manado perlu menganalisa rencana dan strategi ke depan berdasarkan prinsip SWOT, yakni strenght (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan), dan threat (ancaman). Dalam lokakarya ini juga dibahas isu-isu kekinian yang berhubungan dengan kelanjutan hidup gereja dan umatnya.

"Kita melihat isu-isu strategis yang akan kita hadapi. Contohnya,isu pendidikan katolik, kemandirian finansial dan umat. Supaya gereja juga nyata dalam urusan kesejahteraan. Bagaimana gerja juga melayani ke luar. Bagaimana gereja jadi garam dan terang dunia di kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Identifikasi masalah.

Dikatakan, hasil diskusi akan diolah SC yang kemudian menjado rekomendasi lokakarya. "Rekom ini menjadi visi misi gereja (keuskupan) selama lima tahun," ujarnya.

Puncak dari perayaan 50 tahun hierarki Gereja Katolik Keuskupan Manado dalam Perayaan Ekaristi (misa) Mulia di Manado Convention Center (MCC), Jumat (16/09/2011) sore mulai pukul 15.00 Wita.

Sejatinya, Hierarki Gereja Katolik Keuskupan Manado jatuh pada tanggal 3 Januari. Namun, tanggal 14 September dipilih sebagai hari perayaan karena tanggal tersebut, tepatnya tahun 1993 terjadi momen bersejarah Keuskupan Manado.

Hari itu, digelar Jalan Salib suci terbesar untuk mengenang Karya Misi Fransiscus Xaverius yang mendarat di Kema, Minut pertama kalinya untuk menyebarkan ajaran Katolik di Bumi Nyiur Melambai (Tribun Manado)