Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) : Provokasi Bom di Solo Takkan Goyahkan Hubungan Antaragama di Indonesia.
JAKARTA - Tindakan provokasi ledakan bom yang dilakukan segelintir orang yang memiliki paham radikal, tidak akan laku di masyarakat Indonesia. Hal itu pun dan tidak akan menggoyahkan hubungan antaragama yang relatif baik di Indonesia dalam 10 tahun terakhir.
Demikian disampaikan Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo Pr, di Jakarta, Minggu (25/09/2011) menanggapi ledakan bom di GBIS Solo.
"Provokasi ledakan bom, seperti ledakan bom di gereja, tidak akan direspons dan tidak laku lagi di masyarakat Indonesia," kata Benny. Hubungan antar umat beragama, khususnya Kristiani dan Muslim, sudah cukup baik dalam 10 tahun terakhir di tingkat pimpinan agama maupun di tingkat akar rumput.
Benny mencontohkan, kasus di Ambon yang terjadi beberapa waktu lalu untuk memprovokasi kehidupan beragama juga tidak laku. "Kasus-kasus di Ambon yang provokatif juga tidak ditanggapi masyarakat yang mulai tinggi tingkat kesadaran terhadap pentingnya kedamaian," katanya.
Menurut Benny, segelintir orang yang memiliki paham radikal menunjukkan orang tersebut tidak ber-Tuhan atau tidak mengenal Tuhan. Kalau orang ber-Tuhan atau mengenal Tuhan, pasti tahu bahwa di agama apapun, rumah ibadat itu simbol rumah Tuhan atau tempat berdoa.
Dengan demikian, orang yang mengenal Tuhan pasti menghormati rumah ibadat dan tidak akan merusak tempat ibadat, apalagi meledakannya.(Kompas)
Beranda
»
anti provokasi
»
bom gbis solo
»
KWI
»
Peristiwa
»
teror bom
» Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) : Provokasi Bom di Solo Takkan Goyahkan Hubungan Antaragama di Indonesia
Sunday, 25 September 2011