Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Korban Bom Bunuh Diri di GBIS Kepunton Solo Masih Trauma.
SOLO (JATENG) - Beberapa korban bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, mengaku masih mengalami trauma.
Korban masih merasa takut terhadap hal-hal tertentu, seperti dialami Ferdianta. Ia mengaku merasa ketakutan jika ada orang datang membawa bungkusan atau kado.
"Saya takut bungkusan atau kado itu bom," kata Ferdianta, Rabu (28/09/2011).
Ia juga mengaku masih merasa takut untuk datang ke gereja, terutama gereja-gereja besar, karena khawatir akan terulang kejadian yang sama.
Trauma juga dialami Belarmin Boris. Menurut dia, jika mencium bau hangus, ia akan teringat kejadian bom bunuh diri di GBIS Kepunton.
Rambut Belarmin terbakar dan kepalanya terluka karena terkena serpihan material bom yang meledak.
Menurut Direktur Rumah Sakit Dr Oen, Solo, Willy Handoko, pihaknya telah membentuk tim psikologi untuk mendampingi pasien. Pada saat pasien baru datang, pihaknya memang masih berkonsentrasi untuk penanganan kondisi fisik.
"Aspek psikologi di awal memang belum digarap karena kami masih fokus pada perbaikan fisik dulu," kata Willy.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih, yang datang menjenguk korban bom, meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan menyusul adanya kabar akan ada bom susulan di kota-kota lain.
Kepala daerah perlu bertindak cepat menenangkan masyarakat agar tidak timbul rasa tidak nyaman di tengah masyarakat. (Kompas)
Beranda
»
bom gbis solo
»
jateng
»
korban ledakan
»
Solo
» Korban Bom Bunuh Diri di GBIS Kepunton Solo Masih Trauma
Thursday, 29 September 2011