Thursday, 29 September 2011

Thursday, September 29, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Tokoh Agama di Tanah Papua Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton (GBIS) Kepunton.
JAYAPURA (PAPUA) — Para pemimpin agama di Tanah Papua mengutuk keras aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton (GBIS) Kepunton, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/09/2011) lalu.

Demikian pernyataan sikap dan himbauan pemimpin lintas agama di Tanah Papua yang dibacakan Ketua (FORKOMPINDA) Provinsi Papua Tony Wanggai didampingi Drs. H. Zubeir Dg, Hussein, MM (Islam), Pdt. Lipiyus Biniluk, S.Th (Protestan), Pastor John Bunay, Pr (Katolik), Drs. I Nyoman Sude (Hindu) dan Dr. Gunawan Ingkokusumo (Budha) pada acara halal bi halal PNS, TNI/Polri, DPRP, MRP dan Masyarakat Provinsi Papua di Halaman Kantor Gubernur Papua, Jayapura, Rabu (28/09/2011).

Turut hadir dalam acara tersebut antara lain, Penjabat Gubernur Provinsi Papua Dr. Drs. H. Syamsul Arief Rivai, MS, Sekda Provinsi Papua drh Constan Karma, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erfi Triassunu, Kapolda Papua Irjen Pol Drs BL Tobing, Pimpinan SKPD Pemprov Papua, Anggota DPRP Ahmad Saleh serta Pengurus Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOMPIMDA) Provinsi Papua.

Pernyataan sikap dan himbauan pemimpin lintas agama di Tanah Papua.
Pertama, mengutuk keras perbuatan teror pemboman dan pengrusakan setiap rumah ibadah.
Kedua, meminta kepada setiap umat untuk tak terprovokasi dan mengambil tindakan sendiri dengan cara apapun yang dapat merugikan semua pihak.
Ketiga, tak terpancing dengan berita berita yang menyesatkan dan mengadu domba umat.
Keempat, tetap saling menjaga kerukunan antar umat beragama yang telah terjalin baik selama ini.
Kelima, setiap umat harus meningkatkan kewaspadaan serta menjaga keamaman lingkungan tempat ibadahnya masing masing.
Keenam, meminta kepada pemerintah, TNI/Polri dan Penegak Hukum untuk lebih meningkatkan keamanan dan menindak tegas serta mengikis habis setiap pelaku teror yang beraksi dalam NKRI.
Ketujuh, semua umat yang hidup diatas tanah ini, wajib menjaga Papua sebagai Tanah Papua Damai yang telah disepakati oleh semua pemimpin agama di Tanah Papua.

Senada dengan itu, Penjabat Gubernur Provinsi Papua Dr. Drs. H. Syamsul Arief Rivai, MS menegaskan, semua pihak harus menjunjung tinggi kebersamaan dalam pluralisme yang merupakan bagian tersendiri yang harus dan selalu diwujudkan oleh sesama anak bangsa agar semangat berbangsa dan bernegara tetap terpelihara dan terjaga dengan baik sebagai kekuatan yang mempersatukan.

Acara halal bihalal ini, katanya, merupakan kegiatan strategis untuk kembali mempererat tali silaturahim dengan saling bermaafkan antar sesama sebagai warga negara dalam bingkai NKRI,”
“Papua adalah tanah damai. Untuk itu, jagalah kedamaian itu dengan terus menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan antar umat beragama,” tandasnya. (Cenderawasih pos)