Kami prihatin sebab kita belum mampu belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu bahwa bahasa kekerasan tidak dapat menyelesaikan persoalan. Kita belum mampu keluar dari jebakan-jebakan kekerasan yang sangat merugikan harkat dan martabat kemanusiaan. Pada hal sebagai manusia beradab kita mempunyai cara yang lebih manusiawi untuk menyampaikan aspirasi dan menyelesaikan berbagai persoalan.
Kami prihatin dengan korban-korban yang berjatuhan. Kami berharap mereka diberikan kekuatan dan pemulihan kesehatan melalui perawatan yang baik pula.
Kami menghimbau anggota-anggota jemaat di Solo dan umat Kristen di seluruh Indonesia untuk tetap tenang dan menyerahkan seluruh penyelesaian peristiwa ini kepada yang berwajib. Marilah kita berdoa agar para korban diberi pemulihan kesehatan yang memadai. Kita juga berdoa agar aparat kepolisian dan semua yang terkait di dalamnya diberi kemampuan menyelesaikan persoalan ini dengan segera melalui penegakan hukum yang berkeadilan.
Kepada seluruh pejabat Negara kami menyerukan agar bekerja secara profesional di dalam mengungkap latar belakang peristiwa ini, dan kepada pelakunya diadili menurut hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
Marilah secara bersama-sama kita melestarikan Bangsa dan Negara Republik Indonesia dengan menjunjung tinggi persaudaraan dan solidaritas di antara anak bangsa dengan berpegang teguh kepada nilai-nilai Pancasila.
Tuhan beserta kita sekalian.
Jakarta, 25 September 2011
Majelis Pekerja Harian PGI
Pdt Andreas A.Yewangoe (Ketum) Pdt.Gomar Gultom (Sekum)