Friday, 2 September 2011

Friday, September 02, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ratusan Jemaat HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan Nonton Pagelaran Teatrikal Papitahon di Hotel Sultan. JAKARTA - Memperingati usia yang ke-150 tahun, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Panitia Distrik Jawa dan Kalimantan menggelar pagelaran treatrikal Papitahon yang menceritakan bagaimana perjuangan IL Nommensen menyebarkan agama Kristen di tanah Batak di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (27/08/2011) malam.

localnews2008.blogspot.com
Acara tersebut dihadiri oleh ratusan warga jemaat serta Praeses HKBP Distrik VIII Jawa-Kalimantan, Pdt Mori Sihombing, Dirjen Bimas Kristen Saur Hasugian yang mewakili Menteri Agama dan sejumlah pejabat di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selain itu sejumlah  duta besar negara sahabat, seperti Amerika Serikat, Inggis, Belanda, dan Jerman turut hadir menonton.

Saat ditemui Pdt Mori Sihombing mengatakan bahwa ketika Neil Amstrong mendarat di bulan pada 20 Juli 1969 langsung memotret jejak kakinya sambil berujar 'inilah langkah kecil seorang manusia tetapi langkah besar bagi peradaban manusia.

"Begitu juga Nommensen, misioner Jerman itu setelah menjejakkan kakinya di atas Bukit Siatasbbarita pada November 1863 mengatakan Itu adalah langkah kecil seorang misioner, tetapi langkah besar bagi peradaban bangsa Batak," katanya.

Tidak hanya itu, Pdt Mori juga mengatakan bahwa melalui Nommensen, maka dimulainya era baru bagi kehidupan sosial dan spiritual hingga berimplikasi luas pada tatanan masyarakat orang Batak.

"Jenderal TB Silalahi berkata saya tidak mungkin menjadi jenderal dan penasehat presiden, kalau bukan karena Injil yang diberitakan Nommensen," sambungnya.

Ia juga mengatakan generasi muda diharapkan tidak meninggalkan akar budaya ayah-ibu ditengah arus modernisasi saat ini. Demikian disampaikan

"Kedepan kan anak-anak kita akan menjadi tunas-tunas bangsa yang mampu mengemban tanggung jawab besar yaitu melanjutkan perjuangan yang tengah kita jalankan," ucap Pendeta Mori. Acara tersebut digelar untuk menyonsong Jubelium 150 Tahun Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) pada 27 November mendatang.

Cerita yang disutradarai Sam Sarumpaet tersebut, mengulas nampak tilas tokoh HKBP bernama Nomensen, yang merupakan misionaris untuk merubah prilaku masyarakat suku Batak, yang dahulu tersiar kabar berprilaku Barbar, hingga akhirnya berdirilah wadah bersama untuk merubah prilaku tersebut yang diberi nama HKBP.

Karenanya Mori meminta, jemaat dapat menjaga serta mengawalnya hingga tetap menjadi bagian dari sebuah bangsa besar bernama Indonesia."Saya berharap itu visi HKBP kedepan bisa menjadi aset bagi bangsa di negara ini. Untuk itu HKBP yang merupakan wadah gereja mau bergandengan tangan bersama-sama menjaga keutuhan bangsa. Karena HKBP memiliki rasa nasionalisme yang tinggi," ucapnya.

Persiapan drama cukup panjang dan melibatkan seniman-seniman dari Istitut Kesenian Jakarta. Pementasan juga didukung paduan suara dari Sion dari HKBP Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dia menerangkan, saat ini jumlah HKBP ada sebanyak 3129 gereja HKBP yang tersebar diseluruh tanah air, dan Luar Negeri dengan jumlah jemaat sekitar 4,5 juta jiwa. Jumlah itu yang menempatkan HKBP pada posisi nomor tiga di Indonesia setelah Nahdatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah.(MI/Inilah/Tim PPGI)