Monday 19 September 2011

Monday, September 19, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ribuan Umat Katolik Arak Patung Bunda Maria La Pieta, Keliling Indonesia.
KUPANG (NTT) - Ribuan umat Katolik mengarak patung Bunda Maria La Pieta (Bunda Maria Berduka Cita) yang rencananya akan berkeliling Indonesia, dan diawali dari Atambua.

Prosesi itu bertujuan membawa misi perdamaian antarumat beragama sekaligus memperingati 50 tahun hierarki gereja Katolik di Indonesia.

Sambil melantunkan kidung-kidung rohani dan berdoa, ribuan Umat Katolik mengantar Patung Maria La Pieta menuju SoE, Ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) untuk selanjutnya ke Kupang, dan sejumlah keuskupan di Indonesia sebelum kembali ke Vatikan.

Awalnyanya Patung Marie La Pieta diarak ribuan Umat Katolik dengan berjalan kaki dari Atambua, Ibukota Kabupaten Belu sejauh 87 kilometer menuju Kefamenanu, Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Patung Maria La Pieta tiba di Kota Kefamenanu pada hari Kamis (15/9/2011) sekitar pukul 24.00 Wita dan disembahyangkan di Paroki Santa Theresia, Dekenat TTU selama semalam.

Pada Jumat siang sekitar pukul 13.00 Wita Patung Maria La Pieta kembali diarak ribuan Umat Katolik menuju Kota SoE, Ibukota Kabupaten TTS. Patung Maria La Pieta ini dibawa oleh Romo Martinus Hadiwijaya, Pr, bersama rombongan dari Jakarta ke Atambua pada Rabu (14/09/2011).

Arak-arakan Bunda Maria La Pieta pun rencananya melanjutkan perjalanan hingga Jakarta, pada Senin (19/09/2011). Aksi itu digelar ribuan anggota organisasi Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM) dan umat Katolik Se-Keuskupan Agung Kupang.

Peserta arak-arakan menggunakan kendaraan bermotor roda dua dan empat. Mereka tak henti-hentinya memanjatkan syukur dan puji-pujian kepada Bunda Maria di sepanjang jalan. Sementara itu, umat Katolik lain siap-siap menyambut patung yang melewati depan rumah mereka.

Ada pula warga yang menghadang arak-arakan itu dan meminta rombongan memasuki gereja setempat. gereja Campolong misalnya. Rombongan berhenti memasuki gereja meskipun tempat ibadah itu tak ada dalam kunjungan prosesi tersebut.

Newin Bylmoreno, Ketua Koordinator Nasional THS-THM sekaligus Ketua Panitia, mengatakan kegiatan itu bertujuan menciptakan kerukunan antarumat beragama.

Prosesi itu menjadi arak-arakan terpanjang di dunia dengan rute Atambua-Flores-Bali-Kalimantan-Sulawesi-Papua-Jawa. Jakarta menjadi tujuan terakhir kegiatan tersebut. (Tribunnews/Metro TV)