Sunday, 18 September 2011

Sunday, September 18, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Risih Dengan Ibadah di Trotoar, Warga Sekitar Protes Jemaat GKI Yasmin.
BOGOR (JABAR) – Risih dengan Ibadah yang dilakukan Jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin di trotoar, akibat kebebalan pemimpin di Kota Bogor, warga Perumahan Yasmin, Kecamatan Bogor Utara bukannya mengkritisi Walikota Bogor, tetapi protes kepada GKI Yasmin.

Sejumlah warga mendatangi jamaah GKI Yasmin yang sedang beribadah di depan trotoar jalan depan gereja yang dilaksanakan pada Minggu (18/09/2011) pagi sekitar pukul 08.30.

Warga protes karena kegiatan jemaat GKI Yasmin telah menganggu aktivitas mereka. “Setiap kali ada kegiatan ibadah, warga tidak bisa melintas di trotoar karena ditutup,” ujar Abdurrahman warga Yasmin.

Abdurrahman menyatakan selama ini warga Yasmin telah kehilangan haknya untuk melintasi trotoar setiap hari Minggu. Padahal, imbuh Abdurrahman, warga sudah membayar pajak untuk mendapatkan fasilitas trotoar.

Tanpa menyadari masalah sebenarnya, dia berujar Pemerintah Kota Bogor telah membangun trotoar tersebut sebagai fasilitas jalan warga perumahan Yasmin. “Trotoar ini dibangun pemerintah untuk warga Yasmin. Dengan adanya kegiatan ibadah berarti kami kehilangan hak kami.”

Juru bicara GKI Yasmin, Bona Sigalingging, mengatakan jamaah GKI Yasmin akan terus beribadah trotoar, meski sudah dilarang warga dan aparat.

Bona beralasan, keberadaan mereka telah dilindungi oleh kekuatan hukum yang sah. “Kami menolak untuk pergi karena keputusan Mahkamah Agung menyatakan kami berhak membangun gereja di tempat ini.”

Dia mengatakan aksi sejumlah warga yang menolak keberadaan GKI Yasmin tidak mewakili keinginan seluruh umat Islam di Kota Bogor.

“Mereka yang menentang berasal dari ormas-ormas tertentu. tidak mewakili keseluruhan muslim di Kota Bogor." Bona menambahkan, setiap pihak semestinya menghormati keputusan dari Mahkamah Agung sebagai keputusan pengadilan tertinggi.

Sempat terjadi ketegangan antara warga yang protes dengan aparat kepolisian yang berjaga ketika warga berusaha menembus barikade penjagaan polisi. Beruntung ketegangan ini tidak berlanjut menjadi kericuhan.

Pasalnya Kepala Bagian Operasional Polres Bogor Kota, Kompol Irwansyah, langsung meredam emosi warga.

Warga akhirnya mengalah dan memilih membubarkan diri tanpa pernah sadar pergumulan yang jemaat GKI Yasmin alami. Namun demikian mereka menegaskan tidak akan menerima trotoar jalan mereka digunakan sebagai aktivitas keagamaan, sebab trotoar tersebut diperuntukan bagi pejalan kaki.

Entah sampai kapan Hak Jemaat GKI Yasmin terus dipermainkan oleh kebijakan sepihak Diani Budiarto, si Walikota yang tidak mawas diri dengan apa yang diperbuatnya. Berbagai akibat akan ditimbulkan bukan hanya kepada jemaat GKI yasmin, namun juga warga sekitar. (Republika/ Tim PPGI)