Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Amnesty Internationa Desak Pemerintah Indonesia Selidiki Penembakan Para Demonstran PT Freeport.
JAKARTA - Amnesty International pada hari Selasa (11/10/2011) mendesak Indonesia untuk melakukan investigasi penggunaan “pasukan mematikan” oleh polisi yang menembak mati seorang demonstran dan melukai enam orang lainnya dalam sebuah protes di PT. Freeport, Papua.
Karyawan Freeport Petrus Ayemseba, 36, tewas setelah ditembak dan enam lainnya mengalami luka-luka akibat penembakan itu, tambahnya.
Petrus yang bekerja di departemen underground (tambang bawah tanah) PT Freeport itu tewas dalam perjalanan dari Terminal Gorong-gorong ke RSUD Mimika. Ia mengalami luka robek pada ketiak sebelah kiri.
“Insiden ini menunjukkan bahwa polisi Indonesia belum belajar bagaimana menghadapi para pengunjuk rasa tanpa harus represif berlebihan, dan bahkan dengan kekuatan yang mematikan,” kata direktur Amnesti Internasional Asia-Pasifik Sam Zarifi dalam sebuah pernyataan.
“Polisi memiliki tugas melindungi diri mereka dan menegakkan hukum, tapi hal itu sungguh tidak bisa diterima menembak para demonstran,” katanya.
Zarifi menyerukan pemerintah Indonesia segera mengadakan investigasi “independen dan imparsial” dan mengumumkan ke publik.
Bentrokan bermula saat ribuan karyawan Freeport bersama isteri dan anak-anak mereka melakukan konvoi jalan kaki dari Sekretariat SPSI PT Freeport di Jalan Perintis Kemerdekaan Timika Indah menuju Terminal Gorong-gorong.
Maksud kedatangan ribuan karyawan Freeport ke Terminal Gorong-gorong itu untuk meminta pihak manajemen menghentikan operasional perusahaan untuk sementara waktu sampai adanya penyelesaian kasus mogok kerja dan tuntutan kenaikan gaji karyawan.
Permintaan untuk penghentian sementara operasional PT Freeport tersebut merupakan salah satu rekomendasi surat Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) dan Majelis Rakyat Papua (MRP) dalam pertemuan di Jayapura pada 7 Oktober.
Setiba di pintu masuk Terminal Gorong-gorong, karyawan meminta polisi untuk mengizinkan mereka masuk ke terminal. Permintaan karyawan ditolak polisi dan setelah itu terjadi bentrok.
Polisi mengatakan mereka telah melakukan tembakan peringatan ke udara setelah para karyawan tersebut melempari polisi dengan batu, dan melukai tujuh petugas polisi.
Produksi di Grasberg berkurang 230.000 ton per hari akibat para buruh melakukan pemogokan bulan lalu, dan perusahaan itu mengalami kerugian $ 6.7 juta per hari.
PT Freeport merupakan pembayar pajak terbesar kepada pemerintah Indonesia.
Karyawan Freeport, yang sebagian besar dari Indonesia, menuntut agar upah minimum mereka saat ini sebesar $ 1,50 per jam dinaikkan menjadi $ 12,50. (Jakarta Globe/Cathnews Indonesia)
Beranda
»
amnesti international
»
freeport indonesia
»
papua
»
pelanggaran kemanusiaan
»
penembakan
»
Timika
»
unjuk rasa
» Amnesty Internationa Desak Pemerintah Indonesia Selidiki Penembakan Para Demonstran PT Freeport
Tuesday, 11 October 2011