Thursday 6 October 2011

Thursday, October 06, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Kenang Banjir Wasior 4 Oktober 2010, Umat Kristen di Wasior Rayakan Ibadah.
WASIOR (PABAR) - Pemerintah daerah setempat akhirnya menetapkan Tanggal 4 Oktober sebagai hari berkabung daerah kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Keputusan ini bentuk penghormatan bagi 163 korban meninggal dan 87 jiwa korban hilang, saat Wasior dan daerah sekitarnya diterjang banjir bandang tanggal 4 Oktober 2010 lalu.

Pelaksana tugas Bupati Teluk Wondama Zeth Barnabas Marani,SH, menyatakan, penetapan hari tersebut akan dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) bupati sebelum dikuatkan dalam satu peraturan daerah. “Setiap tanggal 4 Oktober kita melakukan peringatan karena hari tersebut hari libur daerah. Tidak boleh ada aktifitas, warga harus mengibarkan bendera setengah tiang,” kata Marani, Senin (03/10/2011) di Wasior.

Lanjut Marani, peringatan pertama akan dilaksanakan Selasa di tandai Doa Bersama Lintas Agama, peletakan batu pertama tugu peringatan di alun-alun kota Wasior, tabur buka di pemakaman massal di Wasior Kampung.

“Kita membangun Tugu peringatan tersebut sebagai tanda bagi generasi di masa mendatang agar mengetahui bahwa daerah pernah di landa bencana besar. Tugu ini pun penting untung mengingatkan warga untuk menjaga lingkungan dan kerukunan sesame warga,” kata Marani.

Ditambahkan, malam sebelum jatuhnya hari ‘H’ peringatan 4 Oktober seluruh umat Kristiani di Wasior melakukan ibadah di jemaat masing-masing termasuk di lokasi Huntara.

“Jadi malam hari ini akan dibunyikan lonceng gereja sebanyak 80 kali, sedangkan puncak peringatan tepat pukul 8.15 WIT kita akan melalukan hening cipta di tanda dengan membunyi-bunyian lonceng gereja, beduk, sirene dan apa saja yang bisa dibunyikan sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi seluruh korban,” jelasnya.

Soal anggaran dan desain tugu peringatan tersebut, kata Marani, anggaran pembangunan akan dialokasikan dari APBD Teluk Wondama.

Sedangkan desain tugu lebih awal akan diseminarkan, sehingga thema yang diusung dapat diterima seluruh lapisan masyarakat. “Yang jelas seluruh nama korban akan ditulis di tugu itu,” ujar Marani. (BintangPapua)