Saturday, 1 October 2011

Saturday, October 01, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pemuda Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI) Prihatinkan Pulau Mansinam.
JAYAPURA (PAPUA) – Pulau Mansinam diminta untuk ada perhatian yang serius dari stake holder atau pemangku kepentingan yang ada di tanah Papua. Pasalnya, pulau yang bersejarah karena pekabaran injil pertama kali di tanah Papua itu, mau dimekarkan menjadi sebuah Distrik yang berimbas pada semua peninggalan atau benda-benda bersejarah di pulau Mansinam, lama kelamaan akan hilang.

Kekuatiran dan kegundahan itu datang dari utusan Forum Generasi Muda Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (FGM-GKI) Wilayah Papua Barat, Eduard Rumkorem, Selasa, (27/09/2011).

Dia mengusulkan agar masalah Mansinam direkomendasikan untuk dibicarakan di Sidang Sinode XVI Oktober mendatang.

“Ini harus ditindaklanjuti di Sidang Sinode,” harap Eduard Rumkorem yang berturut-turut mempersoalkan masalah Mansinam ke dua nara sumber, masing-masing kepada Walikota Jayapura, Benhur Tomy Mano dan Costan Ansanay yang juga senior pemuda GKI ketika menyampaikan materi, Selasa, (27/09/2011) pada Temu Konsultasi Pemuda GKI se Tanah Papua.

Costan Ansanay mengaku, batas-batas sejarah pulau Mansinam sudah mulai hilang.

“Saya tidak tau pejabat Gubernur yang adalah anak-anak gereja tidak pernah berpihak pada persoalan ini,” tandas Ansanay menginteraksi uneg-uneg yang disampaikan Rumkorem.

Ansanay mengusulkan, untuk masalah Mansinam perlu disikapi dengan membentuk Yayasan yang mengurus situs sejarah di Pulau Mansinam.

Ia menambahkan, masalah ini juga perlu diakomodir dalam sebuah Yayasan dalam mengelola situs-situs bersejarah yang pernah dikunjungi oleh dua penginjil ternama dan kental dengan peradaban orang Papua, Ottow dan Geisler. (Jubi)