Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Paroki St Aloysius Gonzaga, Cijantung Gelar Misa Inkulturasi Flobamora.
JAKARTA - Suasana Gereja St Aloysius Gonzaga, Cijantung, Jakarta, Minggu (20/11/2011), tampak berbeda. Sejak pukul 08.00 WIB, umat tampak bersemangat mengikuti misa inkulturasi adat Flobamora (Flores, Sumba, Timor, Alor).
Misa inkulturasi merupakan perpaduan antara perayaan ekaristi dengan kebudayaan daerah. Umat sangat bersemangat berbondong-bondong mengikuti perayaan misa tersebut. Para bapak mengenakan pakaian tradisional dari berbagai daerah di NTT, seperti kain tenun dari Manggarai, Flores Barat, atau kain tenun dari Pulau Adonara, Flores Timur. Sementara para ibu mengenakan kebaya berpadu dengan kain tenun bercorak.
Dalam misa tersebut, interior gereja didekorasi dengan berbagai ornamen, setiap tiang dipasang kain tenun panjang dengan berbagai corak. Altar juga disemarakkan dengan kain-kain berwarna coklat kemerahan sebagai latar belakang. Suasana tersebut berpadu harmonis sehingga menambah kekhusukan perayaan ekaristi yang berlangsung.
Lagu-lagu yang dinyanyikan dalam perayaan tersebut juga tak lepas dari unsur adat NTT. Selain menggunakan alat-alat musik tradisional, ada beberapa lagu yang dinyanyikan dalam bahasa daerah Flores.
Dalam ibadah tersebut, pastor paroki Don Bosco mengatakan, umat yang bukan berasal dari NTT jangan kaget dengan keragaman yang ditampilkan di dalam dan luar gereja. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk cinta yang besar terhadap kebudayaan daerah. Selain itu, dia juga menegaskan bahwa kita sebagai warga Indonesia harus mengenal budaya yang beraneka ragam, khususnya budaya NTT.
Selepas misa, umat disuguhi berbagai tarian tradisional dari berbagai daerah di NTT secara bergiliran, di antaranya tarian Caci dari Kabupaten Manggarai, tari Gawi dari Ende, dan ja'I dari Bajawa. Acara yang diagendakan selesai pukul 16.00 WIB tersebut mengundang decak kagum dari umat yang bukan berasal dari NTT. (Kompas)