Saturday 10 December 2011

Saturday, December 10, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Akhir 2011 Anggota Credit Union (CU) di Keuskupan Agung Ende Capai 2.083.
ENDE (NTT) – Hingga 31 Oktober 2011 anggota Credit Union (CU) atau Koperasi Kredit Gerbang Kasih Keuskupan Agung Ende menembus angka 2.083 orang dengan total aset sebesar Rp 23.489.000.000. Jumlah anggota dan total aset sebesar itu tergolong bagus untuk koperasi kredit yang baru berusia empat tahun lebih.

“Angka-angka ini menunjukkan bahwa masyarakat kita punya kekuatan kalau mau berhemat dan menabung,” kata Manajer CU Gerbang Kasih, Flavianus Senda kepada FloresStar di kantornya di Jalan El Tari Ende, Kamis (08/12/2011). Flavianus menjelaskan, anggota CU Gerbang Kasih tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Ende, Nagekeo, Ngada bahkan sebagian di Timor.

Sekitar 70 persen dari total anggota koperasi tersebut adalah orang-orang kecil seperti petani, nelayan, tukang ojek, sopir, pedagang kaki lima, buruh pelabuhan dan lainnya. “Rata-ratakan setiap anggota sudah memiliki tabungan Rp 11 juta lebih. Ini luar biasa bagi orang-orang kecil,” katanya.

Para anggota, demikian Flavianus, selain masuk menjadi anggota melalui kantor pusat CU Gerbang Kasih di kompleks Pusat Pastoral (Puspas) di Jalan El Tari Ende, juga melalui Tempat Pelayanan (TP) CU Gerbang Kasih di Mataloko, Kabupaten Ngada. “Di TP Mataloko, jumlah anggota sekitar 400 orang hingga bulan Desember 2011,” katanya.

Flavianus mengatakan, meskipun CU Gerbang Kasih berdiri atas prakarsa Komisi PSE Keuskupan Agung Ende, namun anggotanya tidak eksklusif untuk umat beragama Katolik saja. “Siapa saja boleh masuk menjadi anggota CU Gerbang Kasih karena hakaket koperasi adalah milik anggotanya. Milik masyarakat. Sudah banyak saudara-saudari kita dari kalangan Muslim, misalnya, yang menjadi anggota CU Gerbang Kasih,” demikian Flavianus.

Flavianus memberi apresiasi khusus kepada anggota CU Gerbang Kasih yang bermukim di daerah pedesaan. Menurut dia, mereka tekun dan disiplin menyimpan setiap bulan. “Ini luar biasa. Artinya, orang-orang kecil kita di kampung punya kesadaran untuk menabung,” tandasnya.

Ke depan, kata Flavianus Senda, CU Gerbang Kasih akan fokus pada pendampingan terhadap anggota dalam menjalankan roda usaha mereka. Sejauh pengamatannya selama ini, salah satu kesulitan anggota adalah mengelola usaha produktif secara benar. “Kita akan usahakan punya tenaga khusus untuk pendampingan tersebut,” kata pensiunan PNS ini.

Mengenai sosialisasi kepada masyarakat untuk bergabung menjadi anggota CU Gerbang Kasih, lanjut Flavianus, pihaknya menempuh beberapa cara. Salah satunya bekerja sama dengan pastor paroki di wilayah Keuskupan Agung Ende. “Selain itu, banyak juga yang masuk Gerbang Kasih secara alamiah saja. Misalnya setelah mereka mendengar informasi dari teman, tetangga atau anggota keluarga sudah lebih dulu menjadi anggota CU ini,” ujarnya. (osi)

Kebebasan Finansial
Flavianus Senda menjelaskan, salah satu misi CU Gerbang Kasih yang berdiri pada 13 Juni 2007 adalah membantu anggota mencapai kebebasan finansial dengan cara menghemat, menabung dan meminjam untuk usaha produktif. “Fakta sudah banyak. Kesulitan si miskin hanya bisa diatasi oleh si miskin itu sendiri. Bukan oleh orang lain,” ujarnya.

Dia menyebut tiga misi CU Gerbang Kasih yakni, menolong orang kecil mencapai kebebasan finansial yaitu suatu keadaan dimana orang mampu mengatasi kesulitan keuangan secara baik. Kedua, memampukan orang untuk lebih berdaya dan menolong anggota agar mampu.

“Dengan demikian inti dari gerakan CU adalah perlawanan terhadap kebiasaan konsumtif sebagai akibat dari peningkatan belanja untuk pengeluaran yang kurang bermanfaat. Ironisnya yang menjadi korban dari kebiasaan konsumtif adalah penduduk miskin,” jelasnya.

Dikatakannya, orang yang masuk CU perlu memahami tentang ''makna uang'' serta ''esensi dari menabung''. Uang bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi sebuah sarana untuk mencapai tujuan yaitu perkembangan kekuatan moral dan fisik yang merupakan prasyarat bagi semua kemajuan. Esensi dari tabungan adalah penghematan dan ketekunan.

“Untuk mencapai kedua hal tersebut diperlukan pendidikan terus-menerus. Dengan demikian anggota diharapkan untuk hemat kemudian menabung lalu pinjam produktif. Anggota CU didorong untuk melakukan 'pinjaman baik’ yaitu pinjaman yang bisa memberikan manfaat yang bisa dirasakan dan secara bertahap mengurangi pinjaman konsumtif,” demikian Flavianus. (Pos Kupang)