Tuesday 27 December 2011

Tuesday, December 27, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Banjir Tak Halangi Umat Katolik di Pemangkat Rayakan Natal. PEMANGKAT (KALBAR) – Suasana Natal di Pemangkat tetap khidmat dan sukacita, meski banjir melanda kecamatan ini. Kondisi alam tak bersahabat ini, sama sekali tak membuat prosesi ibadah terhambat. Seperti terlihat di Gereja Santo Yosep Pemangkat.

"Syukur pada Tuhan Yesus, Misa Malam Natal lancar, begitu juga misa kedua (25/12/2011), hanya saja jamaah agak terhambat dalam hal transportasi menuju Gereja karena banjir," ungkap Lukas Sudianto Bendahara dari kepanitiaan Natal Santo Yosep Pemangkat kepada koran ini, usai misa kedua Minggu (25/12/2011).

Lukas memaparkan bahwa ribuan jemaat datang ke gereja saat Misa digelar. Terutama saat Misa Natal (24/12/2011). Mulai orangtua, dewasa, remaja, hingga kalangan anak-anak menyambut Natal dengan penuh gembira. Misa Natal dipimpin langsung Pastor Yosep Maswardi PR. Setelah Misa, jemaat melakukan ramah tamah di lingkungan Gereja.

"Setiap umat membawa makanan dan minumannya lalu makan bersama," katanya.

Hal tersebut merupakan salah satu wujud syukur Natal, sebagaimana tema Natal kali ini 'Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar (Yesaya 9)'.

Maknanya, kata Pak Yan, sapaan akrabnya, bahwa umat yang telah dipermandikan mendapat pencerahan dari Tuhan.

"Mereka yang mendapat penerangan inilah menjadi manusia baru. Garam bagi dunia," katanya. Pengertian manusia baru diibaratkan bayi yang baru lahir, suci dalam perkataan, perbuatan, dan tindakan. Manusia yang menebar cinta damai, bermanfaat, serta dapat dijadikan teladan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara," jelasnya.

Tentunya, tambah Lukas, pemaknaan manusia baru ini bukan hanya sekadar omongan belaka, namun harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana pesan Natal. Semangat Natal kali ini memiliki makna mulia, dengan tujuan agar terwujudnya toleransi beragama, tidak saling menghina, tidak ada perbedaan, di hadapan Tuhan semua adalah sama. Usai Misa kedua digelar, ada kegiatan khusus permainan anak-anak dikoordinasi orang muda Katolik.

Sementara itu, salah satu jemaat, Diani (17), juga mengatakan hal yang sama, di mana banjir diakui cukup menghambat, khususnya transportasi menuju Gereja. Ini terjadi karena jalan menuju rumah ibadah terendam banjir. "Tapi banjir tak menghalangi ibadah Natal," katanya.

Bagi Diani, Natal merupakan momen meningkatkan keimanan kepada Tuhan, sekaligus memaknai Natal sebagai hari berbagai dan menebar kebaikan. ''Natal bagi saya hari saling berkasih, berbagi, meningkatkan sosialisasi antarumat, untuk meningkatkan kerukunan beragama," kata gadis belia ini. (Pontianak Post)