Sunday 25 December 2011

Sunday, December 25, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Di Paniai, Bunyi Desingan Peluru Warnai Masa Natal. ENAROTALI (PAPUA) - Bukan bunyi lonceng Gereja. Juga bukan irama lagu-lagu rohani. Bunyi peluru yang terdengar di Eduda. Hampir tiap malam, bunyi tembakan terus berdesing. Tembakan di tengah kegelapan mengagetkan warga sekitarnya. Termasuk di Enarotali. Ya, jarak dengan Eduda sekira 8 Kilometer, tembakan beruntun malam itu terdengar jelas dari Enarotali.

“Selama seminggu ini, setiap malam ada bunyi senjata. Tembakannya di arah Eduda. Jadi, ini TPN OPM dengan TNI Polri sedang perang terbuka kah? Berhenti sudah, orang mau Natalan ini,” ujar Kepala Suku Mee di Enarotali, Yafeth Kayame, Kamis (22/12/2011).

Perayaan Natal bagi umat Kristiani tinggal dua hari lagi. Saat-saat sekarang mestinya ada ketenangan buat batin orang menyiapkan diri merayakan hari Kelahiran Yesus Kristus. “Kalau lagu-lagu rohani, bisa diputar sampai malam. Tapi tidak sampai jauh malam. Ini tidak, malah bunyi peluru terus terdengar hingga menjelang Natal. Tolong, TPN OPM dengan TNI Polri itu hentikan, ini orang mau Natalan,” tuturnya.

Masih terdengarnya desingan peluru di sekitar Eduda, menambah ketakutan warga. Beberapa orang yang nekat kembali ke kampung, meski situasi belum benar-benar aman, terpaksa batal. “Ada keluarga yang mau pulang ke Badauwo, tapi karena takut mereka tidak jadi pulang. Mungkin Natal-nya dari sini,” tutur salah satu Pemuda Paniai, Niko Gobai.

“Bagaimana masyarakat tidak resah kalau setiap malam selalu terdengar bunyi tembakan. Kemarin malam, tembakan pertama sekitar jam 6 sore. Kami sempat kaget mendengarnya,” lanjut Niko Gobai.

Rentetan tembakan terdengar sehari sesudah operasi penyerbuan Eduda, markas TPN OPM Devisi II Makodam Pemka IV Paniai. “Selasa malam sekitar pukul 6/00 WIT terus tengah malam juga ada bunyi-bunyi senjata. Hampir selama dua jam, sejak pukul 01.00 hingga 02.00 WIT. Berhenti lagi, kemudian terdengar lagi tembakan pada pukul 05.00 WIT,” sebutnya.

Pada siang hari, sebuah helikopter berkali-kali terbang dari Madi dan mendarat di Eduda. Katanya mengangkut logistik untuk Tim Satgas Tumpas Matoa 2011 yang bertugas di bekas markas TPN OPM. Helikopter itu juga berputar-putar diatas Gunung Wegeuto. Mungkin melakukan pemantauan dari udara keberadaan kelompok John Magai Yogi yang telah ‘pindah’ ke tengah rimba?.

“Bunyi-bunyi tebakan ini membuat masyarakat tambah panik dan masih mengungsi. Tidak tau kapan mereka akan kembali ke rumah-rumah,” kata Yafeth Kayame.

Terpisah, aktivis HAM Papua, Yosias Yeimo meminta kedua belah pihak segera menghentikan aksi baku tembak jelang Natal 25 Desember 2011. Sebagai umat Tuhan, kata dia, seharusnya tidak boleh ada penembakan lagi. “Supaya umat bisa merayakan Natal tahun ini dengan aman.”

Warga yang bermukim di Eduda dan beberapa kampung sekitarnya bakal tidak merayakan Natal di rumah mereka seperti tahun-tahun sebelumnya. Umat Kristen Protestan dan Katolik ini terusik dengan operasi militer yang dilakukan sejak sebulan lalu.

Polres Paniai justru menampik isu bahwa Paniai tak aman karena ada operasi militer. “Nggak benar tuh. Situasi sudah kondusif. Paniai aman. Jangan sebarkan isu yang meresahkan,” tegas Kapolres Paniai, AKBP Jannus P Siregar, S.Ik kepada wartawan dua hari lalu.

“Saya himbau kepada warga agar kembali beraktivitas seperti biasa, karena situasi daerah normal. Jadi, Natal juga tetap dirayakan. Tidak ada pengejaran terhadap warga sipil, apalagi diisukan tembak mati, itu nggak benar. Kami jalankan tugas, ya kejar OPM itu, sampai berhasil dapat John dan Salmon,” ujarnya.

Kapolres menjamin, perayaan Natal tahun ini aman. Anggotanya sudah siap dikerahkan untuk mengamankan jalannya ibadah di Gereja-gereja. Beberapa tempat yang dianggap rawan juga dibawah kendali kepolisian. (jubi)