Thursday, 1 December 2011

Thursday, December 01, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Kristen Injili (GKI) Tanah Papua Minta Perayaan 1 Desember Harus Disyukuri Sebagai Anugerah.
JAYAPURA (PAPUA) - Gereja Kristen Injili di Tanah Papua mengajak umat di Papua dan Papua Barat agar mensyukuri hari-hari yang ada sebab hari-hari yang dijalani adalah anugerah yang diberikan Tuhan, termasuk juga pada 1 Desember yang dianggap sebagai hari kemerdekaan Papua.

Badan Pekerja GKI Ditanah Papua Klasis Biak Selatan, menghimbau kepada warga Kristiani, khususnya warga Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua yang berada di Kabupaten Biak Numfor untuk tidak terprovokasi dengan beredarnya isu-isu jelang 1 Desember yang dinilai menggangu ketenangan warga. Sebab pihak gereja tetap mendukung keberlangsungan proses menciptakan kedamaian diatas tanah Papua yang damai.

Melalui Wakil Sekretaris Klasis GKI Biak Selatan, Pnt.Yotam Julius Simopiaref mengatakan, peringatan 1 Desember yang diperingati dalam bentuk ibadah syukur, hendaknya tidak dilihat dari sisi politik semata. Tetapi harus dilihat dari rasa kerukunan umat dalam mensyukuri sesuatu yang diyakinkan kebenarannya. Dan sebagai kewajiban gereja, baik diminta ataupun tidak.

Namun untuk menjaga nilai kemanusiaan dari setiap orang, gereja patut melakukan intervensi dengan melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi persoalan yang merusak kedamaian warga masyarakat yang mendiami Tanah Papua.

“Dan antara gereja dan adat tidak bisa dipisahkan, karena sejarah telah membuktikan hal itu sejak 5 Febuari 1855 di pulau Mansinam sampai dengan saat ini, GKI Di Tanah Papua dengan masyarakat adat Papua tidak bisa dipisahkan dan sudah menjadi satu kesatuan,” kata Simopiaref kepada Bintang Papua, Rabu (30/11/2011).

Kepada warga Kristiani maupun non Kristiani, diminta untuk saling menjaga ketenangan masing-masing dan membantu memberikan rasa keamanan apabila pelaksanaan 1 Desember nanti dilakukan ibadah syukur.

“Itu hendaknya didukung dengan doa, agar maksud pelaksanaan tersebut berjalan dengan maksud kehendak Tuhan,” ujarnya yang menegaskan dalam Sidang Sinode GKI XVI yang berlangsung di Sentani Jayapura beberapa waktu lalu, telah melahirkan satu tema 'Dipersatukan Dalam Ikatan Kasih’ sehingga hal itu harus dijabarkan dalam iman percaya sebagai umat Tuhan dengan cara keimanan masing-masing.

“Saling menghormati agar kehendak Tuhan bagi umatnya diatas tanah ini yang merupakan tanah damai benar-benar damai dari segala hal. Supaya memberikan kekuatan, tapi juga pertumbuhan dan perkembangan bagi nilai-nilai kemanusiaan yang ada,” ungkapnya.

Tidak perlu ditakutkan

Ditempat berbeda Ketua Gereja Kristen Injili (GKI) Klasis Jayapura, Pdt. Willem Itar. Sth, mengatakan, tangggal 1 Desember yang selama ini menjadi momok bagi semua orang di Papua, tidaklah perlu ditakuti.

“Kami dari gereja menyampaikan bahwa tanggal 1 Desember tidak perlu ditakutkan karena tanggal itu adalah anugerah Allah dan semua tanggal harus dihayati, tidak untuk ditakuti. Jika pada tanggal itu terjadi bencana alam atau apapun itu, itu adalah kodrat Allah,” kata Pdt. Willem Itar, Sth, Jumat (25/11/2011).

Selain itu dikatakannya, kepada pihak yang ditugaskan menjaga rasa keamanan baik TNI dan Polri serta siapapun harus memberi rasa aman untuk semua masyarakat dan jangan membuat pernyataan yang membuat ketakutan.

“Jadi pihak keamanan jangan mengeluarkan kata-kata seperti itu. Pemerintah juga harus bekerjasama dengan masyarakat dalam menciptakan rasa aman. Baik pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota di Papua ini harus bekerjasama dengan masyarakat. Dan apa yang disampaikan oleh pimpinan harus benar-benar yang menolong dan menenangkan masyarakat,” tandas Pdt. Willem Itar. Sth.

Sementara itu, Wakil Ketua, Pdt. Anthon Ririhene. Sth menyampaikan, sebagai orang kristen kita harusnya menjadi saksi, bukan menjadi pemberontak.

"Seluruh orang Kristen mari kita berdoa agar Tuhan melindungi Tanah Papua. Bukan menjadi pemberontak, bukan membuat suasana keruh. Jadi kami berharap tanggal satu tidak menjadi hari yang ditakutkan,” tandas Pdt. Anthon Ririhene. Sth.

Menurutnya, tanggal 1 Desember merupakan minggu pertama Adven menjelang perayaan Natal 25 Desember yang merupakan hari sakral bagi umat kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus kristus dengan mangadakan ibadah.

“Kami menyampikan kepada seluruh umat kristen menyampaikan bahwa waktu itu diberikan kepada umat kristen untuk menghayati kelahiran Yesus kristus dan juga membenahi hal-hal yang berkaitan dengan banyak orang".

Selain itu, tambahnya "tanggal ini juga menjadi peringatan hari HIV/AIDS sedunia. Jadi mari kita berperan melawan penyakit ini. Siapapun dia, baik para pelayan-pelayan Tuhan dan pemerintah sepakat memberantas penyakit ini. Ini adalah penyakit yang mematikan dan kasus yang terjadi di Papua sudah sangat tinggi. Jadi ini menjadi tanggung jawab kita sebagai orang yang percaya memerangi penyakit ini agar tidak terjadi penularan yang berkepanjangan,” kata Pdt. Anthon Ririhene. Sth. (BintangPapua/ Jubi)