Hal ini disampaikan Kapolres Badung AKBP Beny Arjanto, Selasa (20/12/2011). Kapolres Beny menjelaskan, dari 776 personil, nantinya akan dikurangi 2/3 dari kekuatan. Sebab, hal itu juga dilakukan guna mengoptimalkan pelayanan masyarakat. ''Jadinya, sekitar 500 personil berjaga di lapangan dan sisanya stanby di kantor. Untuk personil di lapangan juga akan dibantu dari petugas Pamswakarsa dan TNI,'' jelasnya.
Pola pengamanan yang diterapkan yakni menyebar surat imbauan ke gereja-gereja. Nantinya, surat itu akan diberikan kepada kepala gereja dan dibacakan di depan jemaatnya. Utamanya, dalam hal pemeriksaan barang-barang bawaan jemaat seperti tas atau barang lainnya. ''Jika ada barang mencurigakan supaya cepat dilaporkan ke kami. Begitu juga terhadap orang yang mempunyai gelagat mencurigakan,'' terangnya.
Terkait keberadaan gereja di wilayah hukum Polres Badung, mantan Kasubdit I Dit. Reskrimum Polda Bali ini menjelaskan ada 32 gereja. Rinciannya, satu gereja berada di Petang, 11 gereja berada di wilayah Mengwi dan 20 gereja berada di wilayah Polsek Kuta Utara. Untuk penjagaan dan pengamanan, nantinya melihat situasi di lapangan. Jika jumlah jemaat melebihi 2.000 orang, maka personil akan ditempatkan jumlahnya 6 orang.
Guna mematangkan pengamanan, Polres Badung juga menyediakan lima alat canggih berupa metal detector. Alat tersebut akan diperuntukan di gereja-gereja yang tentunya jumlah jemaatnya terbilang banyak. Sementara, petugas akan mulai diterjunkan ke lapangan setelah melakukan gelar pasukan.
Lebih lanjut diterangkan, pihaknya juga akan mendirikan 31 pos di titik-titik rawan. Pos-pos tersebut akan digunakan untuk melakukan penjagaan, patroli dan penempatan personel. Sebab, tidak hanya penjagaan di gereja difokuskan. Namun, juga di jalan raya dan tempat-tempat wisata yang ramai pengunjung. ''Sejumlah ruas jalan, nantinya akan diberlakukan sistem buka-tutup supaya menghindari kemacetan,'' imbuhnya (Balipost)
