Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Umat Kristen di Irak Terancam Punah.
NEW YORK (AS) - Umat Kristen di Irak kini berada dalam ketakutan mencekam akibat usaha-usaha pemusnahan agama-agama minoritas yang merupakan bentuk lain genosida oleh kelompok-kelompok intoleran fundamental.
Seperti dikatakan Gwendolen Cates, seorang dokumentaris Kristen yang menghabiskan tiga tahun terakhirnya di Irak. Umat Kristen di Irak bersama dua agama minoritas lainnya di Irak, Mandean Sabean dan Yazidis kini menghadapi ancaman kepunahan akibat serangan tak beradab dari kelompok-kelompok intoleran.
"Warga pribumi di Irak kini mengalami pemusnahan" ujar Cates saat mengadakan konfrensi pers di Kota New York, pada Jumat (16/12/2011).
Bersama dengan pemimpin gereja Injili dan pemimpin rabbi Yahudi di New York, Cates mengatakan tujuan konfrensi pers itu untuk meminta tanggapan serius dari dunia internasional atas usaha penghilangan kelompok agama minoritas di Irak.
"Mereka mengalami pembatasan, penganiayaan, penolakan, pengucilan dan pembantaian" ujarnya sembari menjelaskan kalau mereka secara nyata di kucilkan dengan paksa dalam satu lingkungan, sedang tanah milik mereka yang jauh dari lingkungan tersebut diambil oleh intoleran.
Kekerasan sektarian di Irak meletus sejak tahun 2003, setelah penyerangan pasukan amerika yang mencari diktator Irak, Saddam Hussein. Sejak saat itu kelompok minoritas dijadikan target pelampiasan amarah para intoleran fundamentalis di negeri itu.
Aksi genosida telah dilaksanakan oleh pemerintah Irak yang bertekad menegakkan Syariat di negeri itu, yang paling gencar adalah pemerintah wilayah Kurdi, mereka menyebut aksi mereka sebagai 'Kampanye Penghilangan'.
Selama 8 tahun 'Kampanye Penghilangan' ini telah berhasil menghilangkan separuh umat Kristen di negeri itu. Menurut kelompok hak minoritas internasional (MRGI), umat Kristen di Irak pada tahun 2010 berjumlah sekitar 500.000 orang dari sebelumnya 1,4 juta orang pada tahun 2003.
"Gereja, perkampungan, perumahan dan bus yang membawa murid-murid Kristen telah diledakkan. Tempat-tempat bersejarah bagi Gereja Assiria telah dirusak dan dilecehkan. Para perempuan dan anak-anak diperkosa, dilecehkan, diculik dan dibunuh" ujar wanita yang memproduseri dokumenter untuk pengungsi minoritas di Irak berjudul 'Mourning in the Garden of Eden' dan akan dirilis pada musim semi 2012.
Umat Kristen di Irak mayoritas berasal dari Gereja Assiria, sebuah gereja pribumi berbahasa Aram yang telah ada sejak hampir 2000 tahun yang lalu, jauh sebelum kelahiran Muhammad, nabi besar umat Islam di Arab Saudi.
Gereja yang juga disebut Gereja Timur ini awalnya merupakan kelompok Kristen dari wilayah Assuristan, Mesopotamia (kini Irak) yang telah mandiri selama beberapa abad pertama, pada millenium pertama gereja ini memutuskan komunikasi dengan beberapa gereja mula-mula lainnya yakni Gereja Orthodox, Gereja Orthodox Oriental dan Gereja Katolik Roma yang kemudian dirajut kembali pada abad ke 19.
Pada awalnya gereja yang didirikan oleh Rasul Tomas, Rasul Thaddeus, Rasul Bartholomeus ini bermarkas di Irak, namun akibat perang antara Inggris dan pemberontak Arab dan Kurdi yang berkomitmen mendirikan negara Islam di semenanjung Arab dengan cara menghilangkan kelompok yang mereka anggap kafir termasuk umat Kristen di Assiria.
Usaha pembantaian itupun berlangsung sejak 1843 hingga 1945, dan menghasilkan sikap intoleransi para fundamentalis Arab dan Kurdi itu dengan 'menaruh' umat Kristen Assiria sebagai warga negara kelas-lima dalam kasta masyarakat yang dibuat sendiri oleh mereka.
Umat Kristen Assiria ini pun melarikan diri ke Amerika Serikat pada 1940 dan memindahkan pusat organisasi Gereja Assiria dari Bagdad ke Chicago. Sedangkan bagi Gereja Assiria, negara Irak kini berada sebagai wilayah Keuskupan. (CP/Pc/Tim PPGI)
amerika serikat
asia
gereja assiria
irak
luar negeri
mohon doa
New York
tekanan kepada umat Kristen
timur tengah